The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

SINAR HARAPAN


SINAR HARAPAN, Sabtu, 04 November 2006

Warga Maluku Jaga Perdamaian

Jakarta–Warga Maluku terus berupaya mempererat persatuan antarkomunitas, guna menghindari munculnya konflik baru di wilayah tersebut. Dalam rangka itu, sekitar 200 tokoh Maluku di Jakarta mengadakan pertemuan di Hotel Sahid, Jakarta, dengan mengundang pemerintah daerah se-Provinsi Maluku dan DPRD, Sabtu (4/11) ini.

Mereka bertekad untuk bersama-sama membangun Maluku yang damai dan tidak terjebak oleh provokasi pihak tertentu. Ketua Forum Maluku Baru (FMB) John Patinasarani, kepada SH mengatakan upaya mempererat persaudaraan tersebut seiring dengan munculnya selebaran gelap yang isinya bahwa konflik Poso, Sulawesi Tengah, akan dialihkan ke Maluku.

"Selebaran itu ada dan beredar di sana, kini sudah ditangani pihak berwenang," kata John. Ia juga mengingatkan bahwa kendati kondisi di Maluku saat ini sudah sangat aman, tetap perlu upaya bersama untuk menjaganya.

Dalam pertemuan, Sabtu ini, yang rencananya dihadiri oleh seluruh pejabat daerah se-Provinsi Maluku dan sekitarnya itu, masalah utama yang dibicarakan adalah pemanfaatan potensi laut di Maluku. Namun, dengan munculnya selebaran gelap termasuk menjelang perayaan Idul Fitri 1427 H lalu, upaya untuk tidak terprovokasi pun akan dibicarakan.

"Kalau dilempari bom di sana pun, masyarakat sudah tidak mau terpancing seperti dulu. Kita sudah sepakat untuk membangun Maluku secara baru," lanjut John.

Sementara itu, Kapolda Maluku Brigjen Polisi Guntur Gatot Setyawan menjelaskan bahwa selebaran gelap yang beredar di Ambon menjelang Lebaran akhir Oktober lalu diduga dibuat oleh orang yang punya kemampuan intelektual di atas rata-rata.

Selebaran itu isinya memprovokasi warga Ambon bahwa akan terjadi konflik seperti tahun 1999. Kendati demikian, perayaan Idul Fitri 1427 Hijriah di Ambon dan Provinsi Maluku berlangsung aman.

"Selebaran gelap itu mungkin dibuat oleh orang yang pendidikannya lebih pintar dari polisi termasuk lebih pintar dari saya, karena diselidiki sampai sekarang pun tidak ketemu. Selebaran itu dibuat oleh orang pintar sehingga sulit dilacak, sekarang masih dalam penyelidikan," jelas Kapolda kepada wartawan di Ambon, Jumat (3/11).

Kendati sulit dilacak, kata Kapolda, yang lebih penting adalah warga Ambon dan Provinsi Maluku pada umumnya sama sekali tidak terpengaruh oleh provokasi selebaran tersebut. Sementara itu, Direktur Reskrim Polda Maluku AKBP Antam Novambar menyatakan pihaknya terus berusaha menyelidiki sumber selebaran tersebut.

"Tetapi kita tidak bisa berdiri sendiri. Kita harus dibantu masyarakat juga dan ini yang sangat kami perlukan, peran masyarakat dalam mengungkapkan kasus ini," jelasnya.

Ia juga mengimbau masyarakat agar terus menjaga kedewasaan dalam menanggapi isu-isu yang sifatnya provokatif.

Menyangkut tewasnya Umar Sangadji (17), pemuda asal Negeri Rohomoni, Kecamatan Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, Kamis (2/11), akibat dikeroyok oleh pemuda yang diduga dari Negeri Kailolo, menurut Kapolda hanyalah perkelahian antarkelompok kecil pemuda dan bukan perkelahian antarkedua negeri tersebut.

"Di sana tidak ada kerusuhan, yang ada perkelahian kelompok yang sangat kecil, mungkin hanya empat orang," lanjutnya. (inno jemabut/izaac tulalessy)

Copyright © Sinar Harapan 2003
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/batoemerah
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044