SINAR HARAPAN, Senin, 16 Oktober 2006
KM Lai-Lai 01 Diduga Dibajak
Ambon - Sebanyak 18 anak buah kapal (ABK) KM Lai-Lai 01 yang hilang di Laut
Banda sejak 25 September 2006 lalu diduga dibajak oleh orang asing. Roos Bremer,
istri Buce Bremer, nakhoda KM Lai-Lai 01, mengaku pernah menghubungi suaminya
melalui handphone beberapa hari sesudah kapal tersebut diberitakan hilang, namun
orang yang menjawab panggilan tersebut berbicara dalam bahasa asing yang tidak
dipahaminya.
Kepada wartawan di rumahnya, Senin (16/10) ini, Roos Bremer mengungkapkan
keyakinannya bahwa suaminya bersama 17 ABK lainnya masih hidup, meski lokasi
keberadaannya belum diketahui.
"Waktu saya telepon pertama, hanya ada pesan veronica. Saya kemudian SMS,
saya tulis, Buce ale dimana, sekarang beta deng anak-anak ada di Tulehu tunggu ale.
SMS itu terkirim dan ada laporan pengirimannya. Itu berarti HP-nya berfungsi.
Kemudian saya telepon ulang dan ada nada panggil. Karena ada nada panggil, saya
coba komunikasi, tetapi yang angkat HP-nya di sana pakai bahasa yang saya tidak
pahami. Saya berikan HP itu ke anak saya, namun dia juga tidak paham bahasa
yang digunakan orang asing tersebut," ungkap Roos.
Sementara itu, pemilik KM Lai-Lai 01, John Que, menjelaskan jika kapal itu
tenggelam, pasti ada barang-barang di kapal yang hanyut dan bisa ditemukan
sebagai jejak untuk mencari.
"Kami sudah berupaya mencarinya menggunakan dua kapal nelayan yang kami
punyai, tetapi sudah dicari sedemikian rupa pun tidak ditemukan. Jika diperkirakan
tenggelam tapi tidak ada tanda-tandanya, barang-barang kapal tidak kelihatan hanyut
sedikit pun. Kami sudah pernah mencarinya dengan pesawat, juga tidak ada
tanda-tanda jejak kapal," ungkapnya kepada wartawan di Ambon, Senin.
Menurut John, kapal tersebut dan seluruh ABK tidak diasuransikan karena hanya
berupa kapal nelayan tradisional kecil terbuat dari kayu, bahkan ABK-nya tidak terikat
dan bebas mau bekerja di kapalnya atau berhenti menurut kemauan mereka. (izaac
tulalessy)
Copyright © Sinar Harapan 2003
|