SINAR HARAPAN, Kamis, 18 Januari 2007
Polri Buru Empat Guru Ngaji di Poso
Jakarta-Polri masih memburu empat guru mengaji di pesantren yang bertindak
sebagai provokator, dalam beberapa aksi kekerasan di kota Poso selama ini.
Keempat guru pesantren itu diidentifikasi berasal dari Jawa Tengah, yakni Munzip,
Yasin, Yahya, dan Afif. Wakadiv Humas Mabes Polri Brigjen Pol Anton Bachrul Alam
mengungkapkannya di Mabes Polri, Rabu (17/1).
"Pengakuan ini dari para tersangka yang berhasil kita tangkap, tujuannya adalah
untuk melakukan balas dendam serta jihad makanya Poso selalu dibuat rusuh. Para
tersangka ini juga melakukan peledakan bom dan merakit sendiri bom-bom tersebut.
Inilah yang diajarkan oleh empat tersangka guru pesantren ," papar Anton.
Dari empat tersangka ini, salah satunya Rian yang tewas dalam baku tembak Senin
lalu. Masih menurut Anton, dari pengakuan para tersangka yang berhasil ditangkap
Sarjono alias Paiman mengakui merakit bom untuk diledakan di GOR Poso Kota
bersama dengan Taufik Bulaga alias Upik Lawang (2004). Selain meledakan GOR
Poso, kedua tersangka ini juga melakukan peledakan di Tentena pada tahun 2005.
Taufik dan Sarjono keduanya mengakui bahwa bom jenis lontong yang berhasil disita
polisi mereka yang buat. Selain menyita bom, polisi juga berhasil menyita empat
kilogram bahan bom jenis kalium klorat (KCI), dari tersangka Yahya di Kecamatan
Tanah Runtuh, Poso.
Sementara itu, Kepala Bidang Humas Polda Sulteng AKBP M Kilat mengatakan,
situasi di Poso berangsur pulih. Sebagian besar toko sudah dibuka kembali. Meski
demikian, masih ada sesekali teror berupa bunyi ledakan dan tembakan, serta
perintah untuk mematikan lampu jalan di sekitar Tanah Runtuh.
Belum seluruh warga berani kembali melakukan aktivitas seperti biasanya. Meski
demikian, Polisi tetap disiagakan di sejumlah titik rawan dalam kota.
Juru bicara pemerintah Kabupaten Poso Amir S Kiat mengakui hal serupa. (erna dwi
lidiawati/maya handhini)
Copyright © Sinar Harapan 2003
|