SUARA PEMBARUAN DAILY, 16 Januari 2007
Situasi Poso Masih Mencekam
[PALU] Situasi Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng) hingga Selasa (16/1) masih
mencekam, terutama di kawasan Jl Pulau Irian dan Pulau Seram, Kelurahan Gebang
Rejo, Kecamatan Poso Kota, warga masih terus berjaga-jaga.
Warga memasang barikade-barikade kayu dan batu untuk merintangi jalan sehingga
kendaraan tidak bisa lewat. Warga juga memegang berbagai senjata tajam seperti
senjata api rakitan, katapel, parang dan lain-lain.
Sit! uasi di lokasi-lokasi itu berlangsung sejak Senin sore hingga malam hari saat itu
terjadi baku tembak antara warga dan polisi di sekitar Gebang Rejo.
Kejadian itu dipicu ketika polisi yang melakukan patroli di wilayah tersebut dan
hendak membersihkan barikade-barikade batu dan kayu yang dipasang masyarakat
dengan kendaraan barakuda.
Namun, tindakan tersebut oleh warga dikira sebagai bentuk polisi hendak masuk
menggerebek lagi ke daerah Gebang Rejo untuk menangkap para tersangka daftar
pencarian orang (DPO) yang belum tertangkap/belum menyerahkan diri.
Karena itu, warga yang diduga sebagian adalah para DPO dan pendukungnya
melakukan perlawanan kepada polisi. Dalam aksi itu terde! ngar bunyi ledakan bom,
letusan senjata dan pukulan tiang listrik pun terdengar di mana-mana.
Menurut Kapolda Sulteng, Brigjen Pol Badrodin Haiti, para DPO dan pendukungnya
menembak dan melempari aparat dengan bom. "Tapi kita tetap berusaha defensif dan
tidak terpancing pada aksi masyarakat tersebut," katanya dalam konferensi pers di
Mapolda Sulteng, Selasa pagi.
Situasi tembak-menembak berlangsung antara pukul 15.30 hingga 17.30 Wita.
Menurut saksi mata, suara tembakan datang dari arah polisi dan juga warga. Untuk
menghindari jatuhnya korban, polisi berusaha mundur dari kawasan Gebang Rejo, dan
membuat pertahanan di Markas Polres Poso sekitar 2 kilometer dari Gebang Rejo.
Siaga 1
Sampai Senin malam, suara tembakan dan ledakan bom tak henti-hentinya terdengar
di mana-mana dalam Kota Poso. Suasana ini menjadikan Poso kembali tegang
seperti sedang perang. Polda Sulteng menetapkan siaga I di Poso dan penjagaan
dilakukan berlapis-lapis.
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu, namun warga Poso kembali dihantui
ketakutan. Mereka mengurung diri dalam rumah dan pasrah diri. Suasana tegang ini
mempengaruhi arus transportasi di jalur Trans Sulawesi terutama menghubungkan
Palu-Poso-Makassar, Sulawesi Selatan.
Pihak kepolisian Poso pada Senin petang ! hingga Selasa dini hari sempat
menghentikan semua kendaraan yang hendak melewati Poso karena situasi yang
tidak aman. Akibatnya, banyak kendaraan yang tertahan di daerah-daerah perbatasan
seperti Pendolo (perbatasan Poso-Makassar) dan Tambarana (perbatasan
Poso-Parigi Moutong arah Manado, Sulawesi Utara.
Pada Selasa pagi, polisi mengizinkan lagi kendaraan itu melanjutkan perjalanan,
namun sebagian penumpang ada yang membatalkan perjalanan karena takut.
Kapolda Pol Badrodin Haiti menyatakan, kejadian di Gebang Rejo karena para DPO
dan pendukungnya tidak senang pada tindakan tegas aparat yang hendak
membersihkan blokade-blokade yang menghalangi ruas jalan di kawasan itu.
Ia juga menyatakan bahwa dalam aksi itu ada indikasi warga di Gebang Rejo
mendapat bantuan kekuatan dari luar. "Ada indikasi orang-orang dari luar yang masuk
ke Gebang Rejo, dan mereka dari Jawa, dan kita masih kumpulkan data tentang ini,"
tegasnya.
Menurutnya, masyarakat di Poso mendukung upaya polisi untuk menangkap para
DPO. Karena itu, apa pun reaksi masyarakat, hukum tetap harus ditegakkan di Poso.
"Artinya, DPO yang belum menyerahkan diri harus ditangkap. Sampai saat ini masih
18 DPO yang belum tertangkap, dan mereka diduga bersembunyi di daerah Gebang
Rejo," katanya.
Saat berita ini diturunkan, Poso djaga ketat aparat terutama di sekitar Markas Polres
Poso aparat dengan senjata lengkap berjaga-jaga. Statu! s Siaga I juga berlaku di
Poso saat ini. [128]
Last modified: 16/1/07
|