SUARA PEMBARUAN DAILY, 17 Oktober 2006
Penembak Pdt Kongkoli Masih Dikejar
[PALU] Situasi di Poso dan Palu, Provinsi Sulawesi Tengah, Selasa (17/10) relatif
aman. Penduduk beberapa kawasan di Poso, antara lain Kecamatan Lage, Pamona
Utara, Pamona Selatan, Lore Utara, dan Lore Selatan, memasang bendera setengah
tiang sebagai bentuk bela sungkawa atas meninggalnya Pendeta Irianto Kongkoli
MTh, yang ditembak orang tak dikenal di Palu, Senin (16/10) pagi. Pelaku
penembakan masih dilacak.
Pada Senin malam sempat terdengar bunyi ledakan yang diduga bersumber dari bom
rakitan berdaya ledak rendah di sebuah rumah kosong di Jalan Pulau Nias, Kelurahan
Kayamanya, Poso Kota.
Beberapa saat setelah ledakan itu terdengar bunyi tembakan secara beruntun di
tempat yang sama.
Kapolres Poso AKBP Rudy Sufahriadi yang dikonfirmasi wartawan di Poso
mengatakan, ledakan tersebut hanya bom hampa yang tidak menimbulkan kerusakan
dan korban.
Sementara itu, jenasah Pdt Kongkoli sampai Selasa pagi masih disemayamkan di
rumah duka Jalan Tanjung Manimbaya, Lorong Gereja, Palu. Direncanakan jenazah
Kongkoli dimakamkan Kamis (19/10) siang di Taman Pekuburan Kristen Palu.
Masih Dilacak
Kendati upaya pengejaran sudah dilakukan polisi secara berlapis dengan dibantu oleh
TNI, namun sampai Selasa pagi pelaku penembakan Kongkoli belum berhasil
ditangkap. Kapolda Sulteng Brigjen Pol Badrodin Haiti yang dihubungi terpisah
mengatakan, belum seorang pun yang bisa diidentifikasi sebagai tersangka pelaku
penembakan Kongkoli.
Ketua Umum Majelis Sinode Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) Pdt Rinaldy
Damanik MSi mendesak Kapolda Sulteng untuk dapat menangkap secepatnya
pelaku.
Dikemukakan, sampai saat ini sudah tiga tokoh GKST yang tewas ditembak dan
pelakunya tidak diketahui sampai sekarang. Mereka adalah, Bendahara Umum GKST
R Tadjoja yang diculik kemudian dibunuh dalam perjalanan pulang dari pelayanan di
Poso Pesisir (2003), Pdt Susianti Tinulele STh yang tewas ditembak pada saat
berkhotbah di atas mimbar GKST Jemaat Effata Palu (2003) dan Sekretaris Umum
Majelis Sinode GKST Pusat Tentena, Pdt Irianto Kongkoli MSi, yang ditembak di toko
bahan bangunan di Palu Senin pagi dan tewas di lokasi kejadian.
Dalam pengusutan penembakan Kongkoli, polisi sudah memeriksa enam saksi,
seorang di antaranya Edje, sopir Kongkoli yang melihat langsung kejadian tersebut.
Hasil penyelidikan sementara menyebutkan, pelaku penembakan dua orang yang
mengendarai sepeda motor dan menggunakan topeng. Saat itu, Edje hendak
mengejar pelaku, namun karena melihat kondisi Kongkoli ia memilih menolong korban
untuk dilarikan ke rumah sakit.
Prihatin
Pimpinan HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) menyatakan keprihatinan yang
mendalam atas pembunuhan Pdt Irianto Kongkoli. Pimpinan HKBP meminta
pemerintah mengusut tuntas peristiwa itu dan menghukum pelaku.
"Kami mendesak aparat keamanan untuk menangkap pelaku dan otak pembunuhan
ini," kata Pimpinan HKBP melalui siaran persnya yang ditandatangani Ephorus HKBP
Pdt Dr Bonar Napitupulu.
Para pimpinan agama tingkat nasional juga menyesalkan penembakan yang
menewaskan Pdt Irianto Kongkoli. Peristiwa ini mengindikasikan bahwa pemerintah
belum mampu melindungi warga negaranya.
Hal itu mengemuka pada buka puasa bersama pimpinan agama yang dilaksanakan
Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) dan Multi Culture Society di Jakarta,
Senin sore. Hadir dalam acara itu Ketua Umum PGI Pdt Dr Andreas Yewangoe,
Sekum PGI Pdt Dr Richard Daulay, Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia
Ichwan Sam, Rm Benny Susetyo Pr dari Komisi Hubungan Antaragama dan
Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia, Kepala Pusat Kerukunan Umat
Beragama Departemen Agama Zainuddin Daulay, dan Ketua Multi Culture Society
Lieus Sungkharisma. [128/151/144]
Last modified: 17/10/06
|