SUARA PEMBARUAN DAILY, 20 Februari 2007
Masyarakat Semakin Jauh dari Sejahtera
[JAKARTA] Situasi umat dan masyarakat terasa semakin jauh dari kesejahteraan,
dengan aneka masalah seperti biaya sekolah, berobat, pengangguran, pupuk sulit,
atau bencana alam. Karya sosial gereja memang ada, namun jangkauan, dana, dan
peminatnya terbatas.
"Karya sosial gereja ternyata belum menjadi gerakan bersama yang spontan terarah,
bahkan cenderung tanpa prioritas, tidak kualitatif, kebanyakan sifatnya karitatif belum
pemberdayaan. Situasi ini diperburuk dengan fenomena kecemburuan ! antarseksi
dalam gereja," kata Sekretaris Eksekutif Komisi Hubungan Agama dan Kepercayaan
Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Benny Susetyo Pr kepada Pembaruan, di
Jakarta, Selasa (20/2).
Memasuki masa pra Paskah 2007, KWI memilih tema Aksi Puasa Pembangunan
(APP) 2007 yang diimplementasikan dalam surat gembala Paskah oleh para uskup di
Indonesia bertajuk Mewujudkan Kesejatian Hidup Dalam Hubungan Sosial.
"Lewat tema itu diharapkan umat dapat Mewujudkan Kesejatian Hidup Dalam
Hubungan Sosial ialah suatu upaya nyata dan bersama dalam rangka membantu
orang lain maupun komunitas untuk mengembangkan hidup menuju kesejahteraan
lahir batin dengan saling men-sejahterakan satu sama lain," katanya.
Dikatakan, ada beberapa kendala kurang maksimalnya dari umat, pengurus maupun
pastor. Pelaku karya sosial ada yang mengalami kejenuhan, mengalami kegagalan
karena perencanaan yang muluk-muluk, mengubah kebijakan, kurang ada kerja
sama, tidak ada program yang jelas sehingga karya sosial itu sia-sia saja. Sementara
itu sasaran karya sosial juga cenderung bermental minta-minta, tidak memberi
tanggapan positif bahkan menjadi tergantung
Setiap orang niscaya mengharapkan adanya kesejahteraan hidup. Namun, untuk
mencapai harapan tersebut banyak orang jatuh dalam mentalitas materialistik, instan
atau korupsi. Padahal untuk mencapai kesejahteraan hidup perlu unsur penting yang
benar ialah pendidikan, swadaya dan solidaritas. Pendidikan mengubah pola pikir
yang memampukan orang untuk memberdayakan diri, katanya.
"Kemandirian adalah satu sikap yang mengutamakan kemampuan diri sendiri dalam
mengatasi pelbagai masalah demi mencapai satu tujuan, tanpa menutup diri terhadap
pelbagai kemungkinan kerja sama yang saling menguntungkan. Solidaritas adalah
kesetiakawanan untuk bersama-sama mencari dan merencanakan kesejahteraan
bersama. Prinsip solidaritas adalah kekuatan warga untuk mengorganisir diri menjadi
kekuatan sosial dan ekonomis," ujarnya. [E-5]
Last modified: 20/2/07
|