SUARA PEMBARUAN DAILY, 30 Januari 2007
Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Maluku Meningkat
[PHOTO: Para penari dari Maluku mempersembahkan "Tari Lolyana" diiringi tahuri
dan tifa di anjungan Maluku, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Timur, Minggu
(28/1) siang. [Foto: Fadil Abbas]]
Masih banyak wisatawan dari mancanegara yang bertanya, apakah Maluku
benar-benar sudah aman setelah dilanda kerusuhan bertubi-tubi? Orang-orang Maluku
yang bekerja di Dinas Pariwisata Provinsi Maluku langsung menjawab, sejak 2003
daerah Seribu Pulau itu aman dan damai. Kerusuhan berdarah itu benar-benar sudah
teratasi.
Kini pariwisata di Maluku kembali bergairah. Turis-turis asal Eropa, Kanada, Australia,
dan Asia Timur, mulai berdatangan. Turis Eropa, mayoritas Belanda, senang
mengunjungi Benteng Nassau, bekas rumah Gubernur Jenderal Belanda, dan Banda
yang terkenal dengan laut dalamnya.
"Informasi kepada wisatawan dari mancanegara memang agak kurang. Padahal,
mereka senang mengunjungi Maluku yang terkenal dengan wisata bahari. Mereka
senang mengunjungi Banda yang dijuluki Balinya Maluku," tutur Drs Ape Wartratan,
seusai berlangsungnya acara promosi pariwisata Provinsi Maluku 2007 di anjungan
Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Minggu (28/1) siang.
Pada 2005 tercatat 1.580 wisatawan dari Eropa yang berkunjung ke Maluku, disusul
268 wisatawan asal Asia Timur (terutama Jepang), 86 wisatawan dari Australia serta
Selandia Baru. Total jumlah wisatawan yang berkunjung ke Maluku pada 2005
mencapai 2.148 orang. Tahun 2006 jumlah itu meningkat 3.229 orang
Saat ini Maluku dilayani lima pesawat terbang dari Jakarta yang transit di Makassar
dan langsung ke Ambon. Tiga di antaranya milik maskapai Lion Air dan sisanya
pesawat Mandala. Belum lagi kapal laut milik PT Pelni yang melayani transportasi
laut.
Bagi wisatawan dari mancanegara, hasil laut Maluku memberikan cita rasa tersendiri.
Betapa lezatnya lobster, teripang, dan ikan cakalang. Sebagai oleh-oleh mereka
membeli manisan pala, minyak kayu putih, perahu cengkih, dan mutiara.
"Kunjungan wisatawan ke Maluku memang meningkat. Namun sekarang wisatawan
mancanegara itu sangat berhati-hati dengan merebaknya kasus flu burung. Mereka
tampaknya menjauhi tempat-tempat di perkampungan yang terpencil," tutur Ape
Wartratan yang berasal dari Tanimbar, Maluku Tenggara.
Kesenian
Sejak dulu Maluku dikenal sebagai negeri yang penuh dengan kesenian nyanyi dan
tari. Banyak penyanyi, pemusik, dan penari lahir di negeri itu. Alat musik tifa asli
Maluku, biasa untuk mengiringi sejumlah tarian. Seperti yang diperagakan di
anjungan Maluku Minggu (28/1) siang, berkaitan dengan promosi pariwisata Maluku.
Tari Tifa selalu dipersembahkan untuk menyambut para tamu di Maluku Tenggara.
Gerakan-gerakan yang ditampilkan penarinya sangat menarik.
Sedangkan Tari Bulu Gila dari Maluku Tengah adalah permainan tradisional yang
biasanya dipertunjukkan para pemuda desa pada acara-acara tertentu. Kini tari itu
hampir punah, dan hanya tinggal gerakan-gerakannya yang diubah menjadi tari lincah
dengan gerakan kaki serta bulu (bambu) yang didekap kedua tangan. Gerak itu
menandakan kesatuan dan persatuan dalam masyarakat.
Tari adat yang lain adalah Tari Lolyana yang mengangkat upacara panen lola ke
dalam bentuk pertunjukan. Tari ini berpatokan pada tradisi dan kebudayaan
masyarakat Kepulauan Teon Nila Serua. Dalam bahasa daerah setempat, lolyana
adalah kata umum yang dipakai untuk pekerjaan untuk mengumpulkan salah satu
hasil laut, lola. Panen lola ini di- laksanakan setelah sasi lola dibuka secara resmi
oleh ketua agama dan pemangku adat setempat.
Di daerah Maluku, sasi dikenal sebagai salah satu pranata adat yang diartikan
sebagai larangan atau pantangan untuk mengumpulkan hasil alam, baik hasil alam
maupun ha- sil laut, sampai batas waktu yang telah disepakati bersama oleh seluruh
masyarakat desa. Fungsinya adalah sebagai alat kontrol untuk mengatur dan
menjaga kelangsungan dan kelestarian sumber daya alam dari keserakahan manusia.
Proses panen lola diawali dengan pesta rakyat mengelilingi api unggun sejak malam
hari hingga subuh. Upacara itu dilanjutkan syukuran dan doa kepada Yang Maha
Kuasa demi keberhasilan panen yang akan dilaksanakan. Menjelang terbitnya
matahari, panen dilakukan secara gotong royong oleh kaum pria dan wanita. Proses
panen lola itulah yang kemudian diabadikan dalam tari Lolyana. [FA/A-18]
Last modified: 30/1/07
|