SUARA PEMBARUAN DAILY, 31 Januari 2007
Rekonsiliasi Konflik Poso Formula Kesejahteraan
[JAKARTA] Penyelesaian dan rekonsiliasi konflik berkepanjangan di Poso hanya
dapat dilakukan dengan orientasi dialog yang dikembangkan menuju kearah
menciptakan sebuah tatanan masyarakat baru di Poso yang bebas dari dendam,
marah dan sepakat untuk melahirkan kedamaian sejati. Selain itu, pemerintah harus
mencari formula atau cara menciptakan kesejahteraan dengan memberikan langkah
konkrit untuk mengembangkan kesejahteraan masyarakat Poso dengan memperbaiki
kualitas pendidikan, kesehatan dan lingkungan sosial.
"Degan cara seperti ini perdamaian sejati dapat terwujud," ujar Sekretaris Eksekutif
Hubungan Agama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia, Benny Susetyo
Pr kepada Pembaruan di Jakarta, Rabu (31/1). Sisa-sisa konflik di Poso harus segera
diselesaikan, baik melalui jalur hukum maupun rekonsiliasi.
Menurut Benny, pemerintah harus menerapkan politik kesejahteraan dan perdamaian
secepat mungkin di Poso. Tanpa menerapkan hal ini, maka Poso tetap akan menjadi
api dalam sekam. Diharapkan elite politik mampu mengubah cara pendekatan kepada
warga Poso bukan dengan cara kekerasan melainkan dengan memperbaiki kehidupan
ekonomi dan membuka lapangan pekerjaan baru bagi orang muda di Poso seluas
mungkin.
Senada dengan itu, Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi menegaskan untuk
menuntaskan berlarut- larutnya konflik di Poso, ia akan berbicara dengan pihak
terkait, terutama pemerintah dan aparat keamanan. ''Saya juga akan bicara dengan
tokoh-tokoh agama di Poso,'' katanya.
Disamping itu, menurut Hasyim warga di Poso harus mewaspadai adanya bisnis
konflik di balik berbagai kekacauan di daerah itu. PBNU mengimbau masyarakat
Poso bisa menahan diri, tidak gampang termakan isu. Sehingga, tidak menjadi
mainan para pebisnis konflik yang mengambil keuntungan dari berbagai kekacauan
tersebut.
Untuk menuntaskan berlarut-larutnya konflik di Poso, ia akan berbicara dengan pihak
terkait, terutama pemerintah dan aparat keamanan. "Saya juga akan bicara dengan
tokoh-tokoh agama di Poso," katanya."Pasti ada motif lain yang nimbrung di balik
kerusuhan. Ada bisnis konflik. Terbukti, misalkan, dengan beredarnya senjata di
sana, ada bengkel reparasi senjata juga, dan lain-lain," kata Hasyim
Sedangkan Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Sisno Adiwinoto, meminta masyarakat
dan komponen bangsa lainnya mewaspadai propaganda kelompok bersenjata di Poso
yang dapat menyudutkan pemerintah yang sedang menggelar operasi penegakan
hukum di Poso.
"Bila masih ada pihak yang tidak percaya kalau para penjahat di Poso memiliki
senjata, maka kita semua harusnya bisa menilai karena barang bukti sudah tergelar
dan para tersangka sudah banyak bercerita," katanya. Ia mengharapkan semua pihak
menyadari apa yang terjadi di Poso dan tidak asal bicara, menyebarkan rumor, dan
isu yang tidak benar. [E-5]
Last modified: 31/1/07
|