The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

DetikCom


DetikCom, Kamis, 3/4/2003

Bos Geng Coker Ngaku Disiksa Penyidik Mabes Polri

Reporter : Dian Intannia

detikcom - Jakarta, Ketua geng Cowok Keren (Coker), Berty Loupatty, yang menjadi tersangka berbagai kerusuhan di Maluku pasca penandantangan perjanjian Malino II, menilai pehananan dirinya dan anggota geng Coker lainnya tidak sah. Ia juga mengaku dirinya sempat dipukuli dan disiksa oleh penyidik Mabes Polri.

Hal itu dikemukakan Berty (37) sesaat sebelum berangkat dari ruang Provost Mabes Polri menuju di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Utara, Kamis (3/4/2003). Berty tampak didampingi istri dan putrinya.

Berty akan memberi kesaksian terhadap anggota geng Coker lainnya yakni Boyke Laturete (42), Yunus Tanalety (25), Rait Louhenapessy (27) dan Viktor Tohata (19) yang hari ini persidangannya digelar di PN Jakarta Utara.

"BAP 19 anggota geng Coker yang ditahan di Mabes tidak benar karena kami semua disuruh untuk menandatangani blanko kosong oleh penyidik Mabes Polri. Saya diperiksa, dipukul dan disiksa. Bahkan rekan saya ada yang dicabut kukunya oleh penyidik," ungkap Berty yang bernama asli Abner Wemi.

"Semua BAP itu dikarang dan dibuat sendiri oleh penyidik tanpa adanya interogasi kepada tersangka. Saya berani tanggung jawab bicara seperti ini karena saya masih jadi tahanan Mabes," papar Berty.

Berty juga kembali mengaku dirinya digunakan oleh Komando Pasukan Khusus (Kopassus) untuk melacak kegiatan Republik Maluku Selatan (RMS) dan kelompok sipil bersenjata lainnya di wilayah Maluku, yang kabarnya dibekingi aparat kepolisian.

"Itu memang betul, saya ditugaskan oleh Letnan I Sitorus dari Kopassus untuk melacak kegitan RMS dan kelompok sipil bersenjata di sana (Ambon-red). Kita dipakai sejak Januari 2002," cerita dia.

Menurut Berty, dirinya bersedia memenuhi permintaan Kopassus karena merasa terpanggil sebagai warga negara RI. Alasan Berty, hal itu dilakukan karena dirinya tahu RMS ingin memerdekakan diri. "Saya tidak dibayar, saya berjuang demi negara, Bung. Saya kerja untuk negara kesatuan Republik Indonesia," akunya.

Ia juga membantah semua tuduhan kepolisian bahwa pihaknya dibekingi Kopassus untuk melakukan kerusuhan di Ambon pasca perjanjian Malino II, seperti pengeboman kapal Kalifornia dan kerusuhan di desa Soya. "Itu semua tidak benar," bantah Berty.(ani)

Copyright © 1998 - 1999 ADIL dan detikcom Digital Life.
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/batu_capeu
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044