KOMPAS, Selasa, 29 April 2003, 5:50 WIB
Belanda Tidak Dukung RMS
Scheveningen, Senin
Pemerintah Belanda terus mendukung keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) dan tidak mendukung gerakan Republik Maluku Selatan (RMS).
"Indonesia adalah mitra strategis Belanda untuk jangka panjang. Kerja sama dan
hubungan bilateral kedua negara akan terus ditingkatkan dan diperkuat atas dasar
saling menghargai dan memahami," kata Direktur Asia dan Oseania Deplu Belanda,
Robert Milders dalam pidatonya pada acara pembukaan program pelatihan Lembaga
Kajian Internasional "Clingendael" bagi para peserta Indonesia di Scheveningen, Senin
(28/4).
Terlepas dari naik-turunnya dinamika hubungan kedua negara, pemerintah Belanda
akan terus memperkuat kerja sama bilateral di berbagai bidang dan mencoba
menyelesaikan berbagai hambatan dalam hubungan tersebut secara terbuka.
Komitmen untuk mendukung proses demokratisasi dan reformasi di Indonesia, lanjut
Milders, pihaknya telah mengucurkan dana sebesar 70 juta Euro sejak 2000.
Dana itu dikucurkan untuk mendukung pembangunan Indonesia melalui program
pendidikan, pelatihan manajemen perairan, beasiswa, pemerintahan yang bersih,
reformasi hukum, pelatihan bagi polisi, dan profesionalitas TNI. Bahkan, Belanda
sedang menjajaki program pelatihan bagi TNI melalui kerja sama dengan institusi
tersebut.
Milders menambahkan, di bidang perdagangan dan perekonomian, Belanda siap
menjadi pintu gerbang bagi produk Indonesia untuk memasuki pasar Uni Eropa yang
sedang menjajaki penambahan negara anggotanya.
Sementara itu, Direktur Clingendael, Prof A Van Staden yang membuka program
pelatihan yang diikuti 17 peserta itu mengemukakan, pelatihan tentang pemerintahan
yang bersih, posisi dan peran militer dalam negara demokratis itu merupakan
angkatan kedua.
Program pelatihan itu dirasa penting karena reformasi bidang keamanan yang antara
lain menyoroti supremasi sipil dalam pemerintahan demokratis dan hubungan
sipil-militer itu merupakan salah satu kunci menuju kemajuan. "Justru reformasi
bidang keamanan itu merupakan tantangan bagi banyak negara menuju demokrasi,"
ungkapnya.
Clingendael adalah lembaga nirlaba yang sebagian dana operasionalnya disokong
oleh Deplu Belanda. Pelatihan selama tiga minggu itu berlangsung atas kerja sama
Clingendael dengan Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia
(Lesperssi) dan Dephan RI. (Ant/ima)
Copyright © 2002 PT. Kompas Cyber Media
|