Media Indonesia, Rabu, 26 Maret 2003 01:46 WIB
Terungkap, Pelaku Peledakan Bom di Mataram Tahun 2000
MATARAM--MIOL: Misteri tersangka pelaku peledakan bom di tiga tempat di
Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Desember 2000 yang terus diburu selama
dua tahun lebih akhirnya terungkap, namun yang bersangkutan sudah meninggal
dunia dalam suatu kecelakaan lalu lintas.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat ( Kabid Humas) Kepolisian Daerah (Polda)
NTB, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) HM Basri kepada wartawan di Mataram,
Selasa mengatakan, tersangka kasus peledakan bom di Mataram tersebut adalah
Husaid alias Suwarso.
"Selain nama tersebut tersangka juga dikenal dengan nama Zainal Arifin alias Soplo,"
kata Basri.
Peledakan bom yang terjadi tanggal 24 Desember 2000 atau sehari menjelang
perayaan Natal tersebut terjadi tiga tempat di Mataram, masing-masing pemakaman
Kristen pukul 21.55 Wita, Gereja Protestan Indonesia Barat (GBIP), Jl Bung Karno
sekitar pukul 21.57 Wita.
Sementara di Gereja Betlehem Jl Pemuda No 71 Mataram terjadi dua kali ledakan,
yakni pukul 21.58 Wita dan 22.00 Wita.
"Semua kasus peledakan bom di Mataram itu tidak sampai menelan korban jiwa,"
katanya.
Ia menambahkan, tersangka pelaku kasus peledakan bom di Mataram ini terungkap
berdasarkan keterangan sejumlah saksi, yakni Imam Samudra, Abdul Jabar, Astuti
(istri Husaid), keluarganya di Karang Anyar, Solo, Jawa Tengah dan Bima (NTB) serta
barang bukti dan fakta-fakta yang ditemukan.
Dikatakannya, dari hasil pemeriksaan tersebut juga diketahui bahwa Husaid yang
lahir 12 Januari 1968 di Kelurahan Karang Anyar, Kabupaten Solo, Jawa Tengah itu
telah meninggal dunia akibat kecelakaan mobil di Maluku bulan Juni 2001.
Selain itu hasil pemeriksaan barang bukti yang ditemukan di lapangan yang kemudian
diperiksa di Laboratorium Kriminal (Labkrim) cabang Denpasar, Bali memiliki
kesamaan baik unsur maupun jenisnya dengan bom yang diledakkan di Jakarta,
Bandung, Surabaya, dan Pakanbaru pada 24 Desember 2000.
Bom yang dirakit oleh Dul Matin memiliki kesamaan baik unsur maupun jenisnya
dengan bom yang tidak sempurna meledak di Gereja GBIP Mataram.
Basri mengatakan, barang bukti yang ditemukan dalam kasus peledakan bom di tiga
tempat di Mataram adalah alat pengatur waktu elektronik merek sunway yang
menunjukkan pukul 22.00 Wita.
Selain itu, katanya, kabel tunggal ukuran 2 milimeter, satu kotak merek HW,
kontainer dari plastik dengan diameter enam sentimeter dan tinggi 10 sentimeter.
Dari hasil pemeriksaan di Bali diketahui bahwa komposisi bahan peledak yang
digunakan di Mataram adalah titrometro dan metilaniline (testril) yang masuk kategori
berdaya ledak tinggi.
"Dengan telah terungkapnya bahwa Husaid telah meninggal dunia dalam suatu
kecelakaan mobil di Maluku, maka penanganan kasus peledakan bom di Mataram
untuk sementara dihentikan sambil menunggu kemungkinan adanya pelaku lain,"
kata Basri. (Ant/Ol-01)
Copyright © 1999-2002 Media Indonesia. All rights reserved.
|