The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Radio Netherland Hilversum


Damanik Korban Kepentingan Penguasa Bukan Konflik Agama

Hilversum, Selasa 04 Februari 2003 16:40 UTC

intro : Hari Senin diawali persidangan pendeta Rinaldi Damanik salah seorang deklarator perjanjian damai Malino. Ia didakwa memiliki 14 senjata api rakitan dan 144 amunisi. Pelanggaran itu diancam hukuman mati. Senjata ditemukan oleh tentara dan polisi ketika menghentikan rombongan yang baru saja mengantar pengungsi. Tidak ada saksi mata menemukan senjata selain kesaksian dari aparat yang bertugas. Damanik merupakan tokoh Kristen yang dikenal keras mengkritik kebijakan pemerintah. Radio Nederland menghubungi Johnson Panjaitan pengacara Rinaldi Damanik.

Johnson Panjaitan (JP) : Pengunjung sidang cukup ramai dan selain dari anggota masyarakat persidangan juga dipenuhi oleh intel.

Radio Nederland (RN) : Tapi ini kan sebuah tanda tanya besar karena Damanik ini dulunya dikenal sebagai salah seorang deklarator Malino, tapi bagaimana apa betul dia bawa senjata ?

JP : Ya itulah, itulah problemnya. Jadi saya kira dari segi hukumnya simpel saja persoalan ini sebenarnya soal yang biasa dan kecil tapi ini sebenarnya dimensi politiknya justru besar. Ada beberapa hal yang saya kira perlu dilihat dalam kasus ini terutama dalam konteks penyelesaian Poso secara keseluruhan. Yang pertama adalah sidang kabinet sekitar bulan September memutuskan bahwa penyelesaian kasus Poso itu sebagaimana kasus Ambon kedua belah pihak diperiksa kemudian diproses tapi kemudian sekarang yang diproses hanya Damanik. Kelompok lain tidak ada pemeriksaan samasekali. Yang kedua, ada bolong-bolong dalam kasus ini. Yaitu Sdr Damanik diperlakukan, ditahan, ditangkap kemudian ditahan begitu lama sementara ada terdakwa lainnya sekarang berkeliaran di Polda dengan alasan dia ketakutan karena takut diserang oleh orang-orang Damanik, padahal itu orangnya Damanik sebenarnya. Kasus ini saya kira akan digunakan untuk jalan keluar bagi pemerintah untuk melepaskan tanggung jawab atas peristiwa korupsi, pembunuhan, penembakan misterius kemudian pengeboman, pembantaian massal yang sebenarnya tidak bisa dipertanggung jawabkan oleh negara atau lebih tepatnya sebenarnya yang terjadi adalah "state terrorism" sehingga lewat kasus ini dimunculkan seolah-olah konflik yang terjadi di Poso adalah konflik horizontal padahal itu sebenarnya tidak ada samasekali.

RN : Jadi mungkin nasibnya mau seperti di Ambon kan ya ? Artinya di Ambon dituduh Gang Coker dan Lasykar Jihad pahadal ada yang bermain dibelakang itu. Dalam hal Poso, Damanik yang dikambing hitamkan ?

JP : ya betul dikambing hitamkan. Jadi problemnya kalau Ambon kan kedua belah pihak, tapi yang Poso ini hanya sepihak.

RN : Tapi yang jadi pertanyaan, kenapad dia ? Kenapa Damanik ?

JP : Ya, satu dia terlalu keras dan kritis, tapi sebenarnya bukan hanya faktor dia ini juga ada faktor penundukan terhadap GKST (red: Gereja Kristen Sulawesi Tengah ) selama ini kritis terhadap pemerintah dan negara. GKST yang selama ini menjadi institusi yang kritis terus atas apa yang terjadi di Sulawesi Tengah.

RN : Sebenarnya mungkin kita perlu tahu jga, apa yang dikritik Damanik sebelum dia ditangkap sehingga akhirnya dia dikambing hitamkan ?

JP : Macam-macam. Itu mulai dari pemilihan umum, kemudian soal korupsi, soal penembakan dimana-mana, soal pembunuhan massal yang juga sebenarnya menurut laporan yang mereka temukan di lapangan ada keterlibatan aparat disitu dan dia dengan sangat terbuka menentang kebijakan-kebijakan pemerintah yang sebenarnya justru bagian dari pelaku. Dibawah sebenarnya aparat-aparat itu terlibat tapi tampaknya sepertinya mereka justru yang menciptakan perdamaian memberikan bantuan, padahal mereka juga selain menjadi pelaku dilapangan yang korupsi kan ? Jadi untuk menutupi itu semua ya orang-orang yang kritis harus ditundukkan dan dibungkam. Terus terang saja Damanik dan kawan-kawannya cukup berhasil membangun aliansi dan kerja sama dengan gerakan-gerekan pro demokrasi untuk menentang penindasan, penyalah-gunaan, pembunuhan dan korupsi yang terjadi di Sulawesi Tengah.

RN : Anda beberapa kali menyebut korupsi, mungkin bisa jelas siapa yang korupsi disini ? Apakah Pemda setempat ?

JP : oh banyak dari mulai level yang paling tinggi Gubernur dan pimpinan proyeknya sampai yang paling bawah, yang penyalur-penyalur itu. Banyak proyek-proyek yang diselewengkan terutama juga proyek-proyek yang menyangkut pengungsi. Anda tahu sekarang ini korban baik yang Islam maupun yang Kristen sekarang berdemonstrasi karena terjadi bantuan-bantuan yang dipotong dan tidak sampai kepada mereka. Dan anda tahu kan Megawati mau dateng disini aja ditolak kan?

RN : Ada juga yang bercerita bahwa Damanik ini hanya korban antara lagi-lagi Angkatan Darat versus Polri ?

JP : ya tahu kan karena dia juga salah satu korban untuk perluasan Kodam kan ? Itu juga salah satu isyu yang ditentang oleh Damanik dan kawan-kawan terutama oleh gerakan pro demokrasi disini dari mulai petani, buruh, cendekiawan sama-sama menolak. Jadi ini sebenarnya proses pengembosan sentral-sentral gerakan pro demokrasi di Sulawesi Tengah.

RN : Yang terakhir ini bang Johnson. Jadi Damanik ini adalah kambing hitam bukan dari konflik agama tapi kambing hitam dari kepentingan tentara dan pemerintah pusat?

JP : ya Jadi dia ini hanyalah dijadikan contoh gambaran untuk men-shock terapi jaringan pro demokrasi terutama GKST karena itu mereka pinjam tangan lewat konflik-konflik yang ditutupi dengan isyu sara padahal yang sebenarnya terjadi bukan itu.

Demikian Johnson Panjaitan pengacara Rinaldi Damanik.

© Hak cipta 2001 Radio Nederland Wereldomroep
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/batu_capeu
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044