Dampak Perang Irak Terhadap Politik Islam Indonesia
Hilversum, Kamis 06 Februari 2003 15:40 UTC
Intro: Perang di Irak nampaknya tidak terhindarkan lagi. Tetapi untuk bisa membawa
dampak terhadap politik Islam di Indonesia, perang itu harus berlangsung lama. Islam
di Indonesia tidak akan memperoleh manfaatnya kalau perangnya berlangsung
singkat saja. Yang jelas, menyusul serangan bom Bali, Islam yang waktu itu
terpuruk, kini tengah menantikan saat-saat kembalinya. Tentang politik Islam
Indonesia Radio Nederland menghubungi Dr. Greg Barton, pakar Islam Indonesia dari
Australia:
Greg Barton [GB]: Kalau perang itu berlangsung lama dan kalau bisa menarik banyak
simpati dari orang biasa, mungkin yang akan muncul sebagai jago, sebagai yang
membela orang biasa, ya jelas ada kesempatan buat partai Islamis, seperti Partai
Bulan Bintang dan Partai Keadilan, atau pun mungkin PPP.
Mereka tidak terlalu populer dan daya tarik mereka tidak terlalu luas, karena
pemikiran mereka dianggap agak sempit. Tetapi dalam hal ini mungkin mereka akan
kelihatan sebagai orang yang lebih masuk akal, dan lebih bisa diterima. Mungkin
mereka akan punya daya tarik baru, sebagai kalangan yang betul-betul punya
keyakinan, punya perasaan perduli kalau dibandingkan dengan politisi yang lain yang
kelihatan tidak terlalu perduli dengan rakyat biasa.
Pasti ada kesempatan buat mereka. Jadi mungkin sekali akan dipergunakan, tetapi
sangat tergantung pada bagaimana perang itu.
Radio Nederland [RN]: Nah, ini kan sebenarnya setelah serangan di Bali 12 Oktober
itu mereka kan sebenarnya lebih melemah gitu kan pengaruhnya.
GB: Betul, tetapi harus dibedakan antara yang betul-betul militan, yang ada hubungan
dengan Al Qaidah, Jamaah Islamiyah dan sejenisnya dengan partai-partai seperti
Partai Bulan Bintang atau Partai Keadilan yang akan kelihatan sebagai partai Islamis,
tetapi Islamis moderat. Maksudnya partai yang mau menggabungkan negara dan
agama, Islam dan pemerintah, tetapi dalam cara yang demokratis, bukan dalam cara
yang militan.
Jadi kalau mereka betul-betul pintar, mungkin bisa dipergunakan sebagai kesempatan
untuk membuktikan bahwa keprihatinan mereka merupakan keprihatinan yang masuk
akal. Dan mereka yang betul-betul mau membela rakyat biasa, baik di Irak mau pun
di Indonesia.
Jadi memang ada dampak dari peristiwa di Bali itu, yang cukup negatif buat partai
Islamis, tetapi mungkin perang di Irak merupakan kesempatan untuk bikin koreksi
pada persepsi rakyat.
RN: Jadi perang di Irak akan memberikan kesempatan bagi mereka untuk bangkit
kembali, begitu, ya?
GB: Betul, kalau mereka betul-betul pintar. Nah, kalau perang di Irak berlangsung
cukup cepat, mungkin efeknya tidak terlalu. Tetapi kalau sepanjang tahun ini ada
masalah di Irak, saya kira mungkin sekali akan dapat manfaat, kalau mereka
betul-betul pintar. Dan kalau kita lihat pemain politik di Partai Keadilan atau Partai
Bulan Bintang, mereka cukup canggih juga. Jadi, sebaiknya jangan dianggap remeh
RN: Kalau begitu menurut Anda bagaimana mereka bisa memanfaatkan isyu Irak ini?
GB: Pokoknya begini. Mereka akan mempertunjukkan betapa mereka perduli pada
rakyat. Dan mungkin akan menjadi sangat jelas bahwa politisi yang lain cuma
memperhatikan kepentingan pribadi. Tetapi politikus dari partai Islamis itu betul-betul
berjuang buat rakyat. Berjuang betul-betul memperhatikan hak-hak asasi manusia,
betul memperhatikan posisi orang biasa.
Sekarang di Indonesia ini kan tidak kelihatan lagi ada politik keyakinan. Dulu, pada
waktu Gus Dur masih menjabat presiden, walau pun Gus Dur cukup nyentrik, ia jelas
merupakan seorang politikus berkeyakinan yang bertindak atas keyakinannya.
Sekarang yang bermain di arena politik, semuanya kelihatan sangat oportunis dan
sangat pragmatis, jadi tidak menonjol yang betul-betul punya politik keyakinan ini.
Kecuali yang dari partai Islamis, partai kecil-kecil, seperti Partai Bulan Bintang dan
Partai Keadilan. Jadi, kalau mereka bisa mencari isyu yang lebih populer, mungkin
bisa dipergunakan.
Sekarang kalau bicara isyu Syariah Islam dan sejenisnya daya tariknya tidak terlalu
luas. Tapi sudah kelihatan dengan isyu perang di Irak, di mana-mana di seluruh dunia,
di Amerika, di Eropa, di Australia ada banyak orang biasa yang sangat perduli dengan
apa yang akan terjadi di Irak. Jadi ini merupakan isyu yang punya daya tarik yang luar
biasa.
RN: Apakah isyu Islam juga akan diangkat? Dasar keperdulian orang Indonesia
dengan orang Irak yang terutama adalah dari segi Islamnya kan?
GB: Belum pasti juga. Jelas yang berlatarbelakang agama pasti akan mengucapkan,
mengekspresikan perasaan mereka dengan memakai bahasa agama. Tapi ini belum
pasti merupakan isyu yang betul-betul isyu murni agama. Ini saya kira juga
merupakan isyu yang kemanusiaan. Dan para pengikut demo di Amerika, di
Washington DC misalnya, itu kan tidak atas nama agama. Tapi justru perduli pada
rakyat, peduli pada wong cilik. Jadi ini bisa dibedakan dengan isyu-isyu agama.
Demikian Dr. Greg Barton, pakar Islam Indonesia di Australia.
© Hak cipta 2001 Radio Nederland Wereldomroep
|