The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Radio Netherland Hilversum


Pemerintah Indonesia Sengaja Biarkan Provokator Asing Masuk Maluku

Hilversum, Selasa 25 Februari 2003 08:00 WIB

Polisi Indonesia menangkap empat warga Pakistan yang memasuki Pulau Seram, Maluku. Mereka ditangkap sesaat setelah memberikan khotbah sholat Jumat di Masohi karena tidak memiliki ijin. Maluku dalam keadaan darurat sipil sejak September 2001 menyusul pertikaian warga Islam dan Kristen yang telah menewaskan lebih 5000 orang. Semmy Waileruni, ketua urusan Yudikatif Front Kedaulatan Maluku kepada Radio Nederland mengatakan, kedatangan orang asing bukan barang baru di Maluku. Pemerintah daerah maupun Jakarta terkesan sengaja membiarkan mereka datang untuk memanasi warga Maluku.

Semmy Waileruni (SW): Mereka itu memang hanya empat orang dari begitu banyak yang sudah ada di Maluku. Dan ternyata kehadiran mereka seakan-akan diijinkan oleh penguasa di daerah ini, maupun penguasa negara. Sebenarnya apa sih kurangnya negara ini untuk melakukan pencekalan terhadap mereka, padalah diketahui bahwa sudah ada aturan yang melarang. Dan bukan saja empat, tetapi begitu banyak. Dan empat ini kebetulan. Mereka taruhlah nasib sial begitulah, yang tertangkap. Jadi mereka ini sebenarnya kelompok teroris yang berselimutkan agama. Mereka itu hadir untuk memberikan motivasi agama secara ekstrem dan pelaksaan ideologi agama untuk pelaksanaan syariat Islam.

Yang kami peroleh bahwa mereka melakukan evaluasi pada saat kerusuhan yang lalu. Ternyata mereka gagal. Nah ini mereka masuk lagi untuk melakukan cara-cara yang baru. Mungkin saja karena peristiwa di Bali itu membuat ruang gerak mereka agak terbatas. Lalu mereka masuk dengan berbagai cara. Kalau yang mereka datang ini ada juga dari dalam Indonesia, tetapi juga ada yang dari luar.

Radio Nederland (RN): Berdakwah atau memimpin perang di sana?

SW: Sekarang kan kelihatannya bahwa perang dengan menghadirkan massa seperti yang lalu-lalu itu kan sudah tidak dilakukan lagi. Tetapi untuk bom, teror dan lain-lain sebagainya itu tetap masih berlangsung. Sehingga bisa saja dalam waktu dua bulan terakhir ini tidak ada sesuatu, tetapi bulan ketiga atau bulan keempat, atau bulan keberapa akan terjadi lagi.

RN: Tadi anda katakan bahwa nampaknya pemerintah daerah, pemerintah pusat Jakarta juga seolah-olah membiarkan ya. Tapi motivasinya apa menurut anda? Kenapa mereka membiarkan?

SW: Kerusuhan di Maluku ini juga kan sebenarnya andil dari pemerintah. Kalau misalnya pemerintah bijaksana, kerusuhan tidak mungkin empat tahun lebih. Tapi ternyata bahwa yang hadir misalnya Kopassus di Maluku mereka terlibat untuk membuat provokasi kepada mereka-mereka yang tidak sekolah, preman dan lain-lain sebagainya untuk melakukan pemboman di sana sini.

RN: Bung Samy, yang saya tahu kan TNI gitu ya, tentara, entah itu oknum atau organisasinya memakai gang Coker di pihak Kristen untuk memprovokasi. Di pihak Islam memakai Laskar Jihad tentara-tentara itu. Apakah yang kali ini, yang empat orang asing yang ditangkap ini, itu juga didorong-dorong tentara begitu?

SW: Ya. Kita harus lihat bahwa Indonesia ini kan termasuk sarang terorisme yang cukup potensial. Itu sudah terbukti dalam kenyataan. Dan sebenarnya, kalau bilang terorisme yang dilakukan di Bali itu hanya sedikit. Yang terjadi di Maluku kan lebih sadis dan lebih berat. Dan pemerintah tahu itu. Di kalangan TNI kan kita kenal TNI merah putih, TNI hijau dll. Di kalangan pemerintah juga kan ada yang garis keras. Ada garis demokrat dll. Ternyata kita menemukan antara lain juga TNI melakukan hubungan seks dalam gedung gereja. Jangan kita bilang itu personil. Oh tidak. Ini mereka datang dengan pakaian TNI, dapat gaji, dapat uang jalan dan lain sebagainya dari pemerintah negara ini. Jangan sampai yang tidak sukses, yang salah itu dilimpahkan kepada oknum. Lalu yang berhasil dibilang itu kesatuan. Oh itu salah sama sekali.

Kita tahu persis bahwa sekarang ini kan terjadi pergolakan ideologi. Salah pertumbuhan ideologi yang sementara marak adalah timbulnya ideologi agama, khususnya agama Islam. Ini sementara dilakukan oleh negara-negara yang potensial menerapkan ideologi Islam secara ekstrem. Setelah itu ada kita temukan juga kepentingan Orde Baru, di mana pada saat Orde Baru itu kan tentara sangat berkuasa. Dan mereka dulu jadi tuan. Sekarang sebagai penjaga mereka juga merasa nggak enaklah. Mereka buat kerusuhan di mana-mana agar supaya penilaian masyarakat seakan-akan kalau tentara tidak memimpin resikonya seperti ini.

RN: Ini pertanyaan terakhir. Krisis Irak ini bisa berujung pada perang terhadap Irak. Banyak orang mengatakan bahwa ini bisa sangat memicu radikalisasi di Indonesia, khususnya tentu di wilayah Maluku yang akan kembali panas. Bagaimana penilaian anda?

SW: Saya berpikir bahwa kalau Indonesia menyatakan bahwa persatuan-kesatuan, menghargai sesama dengan jiwa wawasan nusantara, ketahanan nasional dan sebagainya. Jangan terpengaruh kepada Irak dan Amerika. Apakah mereka lebih mencitai orang Irak dari mencintai sesama orang Indonesia? Lalu toh apa hubungannya umat Kristen di Maluku yang akan menjadi sasaran pembantaian apabila Amerika melakukan pengeboman terhadap Irak. Ini sebenarnya pemerintah kan sudah tahu itu. Pemerintah harus antisipasilah. Siapa yang coba, coba ditembak mati. Pasti yang lain akan lari juga. Tapi kalau pemerintah hanya mendengar isu lalu mendiamkan, itu berarti sama dengan memberikan kesempatan untuk penjahat melakukan kejahatan.

Demikian Semmy Waileruni, ketua urusan Yudikatif Front Kedaulatan Maluku.

© Hak cipta 2001 Radio Nederland Wereldomroep
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/batu_capeu
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044