Laskar Fron Pembela Islam Kembali Akan Perangi Maksiat
Hilversum, Kamis 27 Februari 2003 05:30 WIB
Intro: Kelompok radikal Islam Fron Pembela Islam (FPI) mengadakan daftar ulang
kembali anggota laskarnya. Pemimpin FPI, Habib Rizieq Shihab menyatakan laskar
FPI akan giat kembali seperti 4 bulan lalu ketika laskar ini dibekukan, untuk
dievaluasi. Kenapa diadakan evaluasi? Berikut keterangannya kepada Radio
Nederland.
Habib Rizieq Shihab [HRS]: Sebagaimana kita sampaikan empat bulan lalu bahwa
pembekuan laskar FPI adalah dalam rangka evaluasi dan pembenahan daripada
sistem kelaskaran itu sendiri. Dan Alhamdullilah selama empat bulan kita lakukan
pembenahan di tingkat pimpinan, yaitu tingkat pimpinan kelaskaran. Mulai dari tingkat
pusat sampai tingkat posko, itu kita anggap sudah selesai.
Nah, saat ini kita mulai pembenahan di tingkat grassroot daripada kelaskaran yang
jumlahnya ratusan ribu orang. Setelah itu akan kita adakan training dan testing. Dan
bagi mereka yang lulus akan kita kirim ke Diklat, ke pusat-pusat pelatihan daripada
kelaskaran itu sendiri. Dan ini tentunya akan terus berjalan sampai laskar bisa aktif
seperti sediakala.
Radio Nederland [RN]: Berarti terjadi suatu evaluasi. Jadi bagaimana hasil evaluasinya
itu?
HRS: Di tingkat pimpinan, artinya di tingkat komandan-komandan lapangan FPI, kita
mendapatkan sejumlah oknum yang melakukan penyimpangan-penyimpangan dari
aturan main FPI itu sendiri. Dari mereka ini juga kita dapatkan ada mereka yang
menyimpang setelah mereka direkrut oleh pihak lain, baik itu oleh pihak kepolisian,
atau militer, ataupun oleh pihak intelijen. Jadi mereka sudah kita berhentikan secara
tidak hormat.
Tapi ada juga yang melakukan penyimpangan-penyimpangan karena ada
penyimpangan perilaku saja. Nah ini sudah kita benahi. Jadi kebanyakan dari mereka
kita berhentikan secara tidak hormat.
RN: Penyimpangan perilaku itu seperti apa?
HRS: Penyimpangan perilaku itu seperti melakukan kolusi dengan sejumlah tempat
maksiat, atau menerima bantuan dari tempat maksiat. Itu sesuatu yang sangat
diharamkan di dalam perjuangan FPI.
RN: Ada orang yang menuduh FPI dibina oleh tentara atau oknum tentara dan polisi.
HRS: Andaikata FPI ini memang binaan polisi, FPI tidak akan pernah benturan
dengan polisi. Tapi ternyata ada sejarah perjuangan FPI. Itu tercatat begitu sering FPI
itu bentrok, baik itu dalam bentuk pendapat, bahkan fisik dengan kepolisian. Ada pun
tentara. Berapa banyak dalam perjuangan FPI, FPI juga mengkritisi soal militarisme
dan lain sebagainya.
RN: Memang kita harus memberantas hal-hal seperti itu. Tapi harus dengan cara
kekerasan?
HRS: Kekerasan itu merupakan pilihan terakhir. FPI memang selalu melakukan
aksi-aksi damai. Bahkan FPI selalu mengajak untuk berdiskusi dan berdialog. Tapi
pada saat semua itu mengarah ke jalan buntu, apa lagi yang harus kami lakukan,
karena bukan kami harus langsung terjun ke lapangan untuk menutup jalan cara
kami.
RN: Saya pernah wawancara Thaha al Hamid dari Papua. Saya tanya pendapatnya
tentang FPI, Front Pembela Islam. Dia bilang kenapa Islam kok dibela-bela?
HRS: Melihat ummat Islam saat ini banyak dipojokkan, banyak dihina. Perlu ada
upaya untuk membela Islam sebagaimana mestinya. Jadi Thaha al Hamid itu suruh
belajar Islam yang betul. Kalau dia belajar Islam betul, dia tidak akan menjadi
pengkhianat negara. Kalau dia belajar Islam betul, dia tidak akan mengumumkan
kemerdekaan Papua.
Demikian ketua Fron Pembela Islam Habib Rizieq Shihab.
© Hak cipta 2001 Radio Nederland Wereldomroep
|