Liputan6.com, 13/2/2003 08:47 WIB
Kasus Maluku
Pela Gandong Dihidupkan Lagi
[Photo: Acara pengukuhan Raja Negeri Tulehu.]
13/2/2003 08:47 — Masyarakat dari dua kelompok agama di Maluku berkumpul
bersama menghadiri pengukuhan Raja Negeri Tulehu. Acara itu sekaligus
dimanfaatkan untuk menghidupkan kembali tradisi pela gandong.
Liputan6.com, Maluku: Untuk pertama kali, setelah terjadinya konflik beberapa tahun
silam, dua kelompok agama yang bertikai di Maluku berkumpul dalam jumlah besar.
Mereka duduk dalam satu meja untuk menghadiri acara pengukuhan Raja Negeri
Tulehu di Desa Tulehu, baru-baru ini. Dua kelompok warga--Islam dan Kristen--juga
menyepakati untuk mempererat kembali budaya pela gandong yang sempat
terganggu konflik berkepanjangaan. Bahkan, kerja sama di antara mereka sudah
dimulai sejak masa persiapan acara. Sekadar diketahui, pela gandong adalah tradisi
yang mengandung nilai-nilai budaya lokal dan tertanam kuat di masyarakat Maluku.
Dalam budaya itu, semua orang Ambon bersaudara dan cinta damai. Konon, jika satu
kelompok membangun rumah ibadah, kelompok lainnya bahu membahu membantu.
Dari pemantauan SCTV, warga Desa Hulalui dan Paperu di Pulau Haruku serta
Saparua yang beragama Kristen berbondong-bondong mendatangi Desa Tulehu yang
mayoritas memeluk Islam. Yang menarik, tak seorang aparat keamanan pun menjaga
acara ini. Warga Desa Tulehu sebagai tuan rumah memang sudah menjamin dan
bertekad melindungi para tamu yang hadir dalam ritual tersebut. Seusai acara, kedua
kelompok juga sepakat untuk membuka kembali seluruh jalur laut yang sempat
tertutup akibat konflik. Dengan begitu, transportasi laut di Maluku, terutama di Tulehu
dan Maluku Tengah kembali normal.(SID/Sahlan Heluth)
© 2001 Surya Citra Televisi.
|