Liputan6.com, 27/02/03 20:36 WIB
Kasus Ambon
Perumahan Pengungsi Ambon Tak Layak
[Photo: Pembangunan perumahan pengungsi di Ambon, Maluku.]
27/2/2003 06:26 — Bahan baku yang digunakan untuk membangun rumah bagi
pengungsi asal Rutong dan Kahena di Ambon, Maluku tak berkualitas. DPRD
setempat akan memanggil Kadis Kimpraswil Maluku Piet Mustamu.
Liputan6.com, Ambon: Pengungsi asal Rutong dan Kahena di Ambon, Maluku,
mengeluhkan kualitas pembangunan rumah yang mereka tempati. Mutu bangunan
yang digarap Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Maluku itu jauh dari
semestinya. Misalnya, semen, seng, dan besi yang digunakan hanya separuh dari
ketentuan yang tercantum dalam draf Dinas Kimpraswil Maluku. Selain itu, rumah
tersebut didirikan di atas lahan seluas 5 x 6 meter menyalahi yang seharusnya 8 x 12
meter.
Sejumlah anggota Komisi D DPRD Maluku yang membidangi masalah pembangunan
juga mengaku heran mendapati hasil pembangunan rumah yang tampak asal jadi dan
berukuran lebih kecil dari seharusnya itu. Padahal, menurut mereka, pemerintah
pusat telah menyediakan biaya senilai Rp 15 juta untuk per unit rumah. Untuk
menjelaskan kejanggalan ini, dalam waktu dekat, Komisi D akan meminta keterangan
Kepala Dinas Kimpraswil Maluku Piet Mustamu.
Tak hanya masalah kualitas bangunan yang dikeluhkan pengungsi korban konflik
Negeri Seribu Pulau. Sebagian dari mereka bahkan bernasib lebih menyedihkan,
yakni tak mendapat jatah bantuan perumahan [baca: Minim, Pemukiman untuk
Pengungsi di Ambon]. Akibatnya, mereka terpaksa bertahan di lokasi penampungan
Ruko Batu Merah dan Aster, Ambon. Saat diselidiki, ternyata bangunan 1.000 rumah
di kawasan permukiman Kebon Cengkeh dan Aster yang dibuat pemda setempat tak
bisa menampung semua pengungsi yang jumlahnya terus bertambah.(MTA/Sahlan
Heluth)
© 2001 Surya Citra Televisi.
|