The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

SINAR HARAPAN


SINAR HARAPAN, Senin , 10 Februari 2003

Laskar Mujahidin Datang, Warga Ambon Resah

Ambon, Sinar Harapan - Warga Kota Ambon akhir-akhir ini resah dengan keberadaan sejumlah orang tak dikenal yang berasal dari luar Provinsi Maluku. Orang-orang tak dikenal itu menamakan dirinya Laskar Mujahidin.

Ketua DPRD Kota Ambon, Drs Lucky Wattimury yang dikonfirmasi SH di Ambon, Senin (10/2) pagi mengungkapkan pihaknya sudah mendengar adanya sejumlah orang tak dikenal di Kota Ambon yang berasal dari luar Provinsi Maluku dan yang menamakan dirinya Laskar Mujahidin.

"Bahkan DPRD Kota Ambon sudah melakukan pemantauan terhadap keberadaan Laskar Mujahidin di Kota Ambon, sebab hal tersebut sangat meresahkan warga Kota Ambon akhir-akhir ini," jelasnya.

Wattimury sangat menyesalkan sikap dari Penguasa Darurat Sipil Daerah Maluku maupun aparat keamanan yang sampai saat ini belum memberikan penjelasan resmi menyangkut hal tersebut.

"Padahal Penguasa Darurat Sipil Daerah Maluku maupun aparat keamanan harus proaktif memberikan penjelasan kepada masyarakat mengenai hal tersebut sehingga tidak ada keresahan di tengah-tengah masyarakat," katanya.

Wattimury menegaskan jika memang keberadaan Laskar Mujahidin di Kota Ambon hanya untuk mengacaukan situasi dan kondisi keamanan yang sudah mulai kondusif ini, maka masyarakat Kota Ambon menunggu langkah-langkah pengamanan yang dilakukan jajaran TNI dan Polri dan jangan hanya melakukan langkah-langkah antisipatif dengan menunggu.

"Oleh karena itu saya mengharapkan masyarakat Kota Ambon dapat menerima segala isu dengan waspada, mengkaji secara baik tanpa emosional, serta meningkatkan kerja sama dengan pemerintah dan aparat keamanan guna menciptakan situasi dan kondisi keamanan yang lebih baik," ia berharap.

Senada dengan Wattimury, anggota DPRD Maluku, Max Pentury, mengharapkan aparat keamanan untuk dapat mengantisipasi kehadiran Laskar Mujahidin di Kota Ambon, sebab ini dipandang dapat memperkeruh situasi dan kondisi keamanan di Kota Ambon yang sudah semakin kondusif.

"Aparat keamanan harus mendeteksi latar belakang kehadiran Laskar Mujahidin di Kota Ambon sehingga dapat mengantisipasi gejolak-gejolak yang dapat terjadi," ia mengingatkan.

Selama ini, kata Pentury semua pihak dapat menilai kinerja intelijen TNI maupun Polri yang mana mereka tidak dapat melakukan langkah-langkah antisipasi suatu gejolak dan yang dilakukan hanyalah berupa penyesalan.

"Pengalaman selama empat tahun konflik di Maluku menunjukkan orang luar yang menjadi penyebab konflik di Maluku sehingga masyarakat Maluku jangan lagi mau diadu domba sebab selama konflik ternyata masyarakat Maluku menjadi korban kepentingan," ungkapnya.

Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Djoko Santoso menegaskan pihaknya terus memantau gerakan orang-orang tak dikenal yang berasal dari luar Provinsi Maluku yang menamakan dirinya Laskar Mujahidin.

Kepada SH, di Makodam XVI/Pattimura, Sabtu (8/2), Djoko Santoso mengaku pihaknya sudah mengetahui isu-isu yang berkembang di masyarakat bahwa saat ini di Kota Ambon sudah didatangi oleh orang-orang dari luar Provinsi Maluku yang menamakan dirinya Laskar Mujahidin.

Secara khusus, kata Djoko Santoso, dirinya telah memerintahkan staf intelijen dan teritorial Kodam XVI/Pattimura guna mendeteksi pergerakan Laskar Mujahidin di Maluku dan akan meningkatkan koordinasi dengan jajaran Kepolisian Daerah Maluku.

"Jika memang Laskar Mujahidin tersebut melakukan kegiatan yang melawan hukum yang berlaku di Indonesia dan juga membuat situasi dan kondisi keamanan di Maluku menjadi kacau, maka tentunya pihak TNI bersama Polri akan bertindak sesuai peraturan yang berlaku," katanya.

Untuk diketahui, dalam sepekan terakhir ini telah berdatangan sekitar 100 orang yang tak dikenal dari luar Provinsi Maluku yang mengaku sebagai Laskar Mujahidin.

Kedatangan mereka ke Kota Ambon menggunakan kapal-kapal milik PT Pelni dari Surabaya dan Makassar.

Konsep Maluku Baru

Berdasarkan realitas kondisi masyarakat Maluku saat ini dan kemungkinan perkembangan lingkungan lokal, nasional, regional dan global maka Kelompok Kerja (Pokja) Masalah Maluku mengajukan konsep Maluku Baru sebagai satu wujud ideal masyarakat Maluku pasca konflik.

Menurut Penasihat Pokja Masalah Maluku, Letjen Purnawirawan Suaidi Marasabessy, konsep Maluku Baru mengacu pada visi yaitu terwujudnya masyarakat Maluku pasca konflik, yang damai, aman, adil, sejahtera, bersatu dan bermartabat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal itu diungkapkan Marasabessy kepada pers, di Ambon, Sabtu (8/2).

Untuk mencapai visi tersebut, menurut Marasabessy yang juga mantan Kasum TNI ini, maka visi Maluku Baru adalah melanjutkan hasil perjanjian Maluku di Malino dengan misi membangun kesadaran masyarakat Maluku bahwa konflik yang sekarang terjadi dan bila terjadi lagi pada hakikatnya hanya menghacurkan masyarakat Maluku sendiri.

"Konsep Maluku Baru dimaksudkan untuk membangun kesediaan masyarakat Maluku untuk saling memaafkan setelah melalui proses hukum bagi yang bersalah," katanya. Di sisi lain, konsep Maluku Baru juga berupaya untuk meniadakan atau setidak-tidaknya mengurangi potensi konflik yang ada di kalangan masyarakat Maluku baik yang fisik maupun non fisik.

"Selain itu juga berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Maluku melalui pengelolaan pembangunan secara profesional, terbuka dan bertanggung jawab serta meningkatkan kesetiaan masyarakat Maluku terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia," jelasnya.

Marasabessy menegaskan, untuk menyelesaikan konflik Maluku yang demikian kompleks diperlukan upaya komprehensif yang berkelanjutan sehingga pada saatnya konflik Maluku dapat diselesaikan secara permanen.

"Upaya komprehensif harus menyangkut berbagai aspek kehidupan masyarakat yang meliputi aspek agama, sosial budaya, kependidikan, politik, ekonomi dan keamanan," rincinya.

Sedangkan upaya berkelanjutan harus menyangkut satu rencana waktu pelaksanaan yang cukup dan dilaksanakan secara bertahap. Ditambahkan, dalam konteks ini penyelesaian Konflik Maluku harus melalui tahap jangka pendek sampai tahun 2005, tahap jangka sedang sampai tahun 2010, dan tahap jangka panjang sampai tahun 2020.

Pokja Masalah Maluku merupakan satu organisasi tempat berhimpun beberapa tokoh masyarakat Maluku di Jakarta yang dibentuk pada tanggal 19 Juli 2000 oleh beberapa inisiator guna merespons konflik Maluku karena penanganan konflik selama ini terkesan sporadis, temporal, sektoral dan segmental. (izc)

Copyright © Sinar Harapan 2002
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/batu_capeu
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044