The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

SURYA Online


SURYA Online, Rabu, 16 April 2003 18:59

Bendera RMS mulai dikibarkan di Ambon

Ambon, Surya: Bendera Republik Maluku Selatan (RMS) mulai dikibarkan oleh pendukungnya di Ambon menjelang hari kemerdekaan gerakan separatis itu, 25 April mendatang. Selasa (15/4) dini hari, sebuah bendera RMS dikibarkan di halaman Sekolah Dasar Yayasan Rehobot, Kudamati, Ambon.

Anehnya, pengibaran bendera RMS itu terjadi setelah Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan (Pangkoopslihkam) Maluku, Mayjen Agustadi SP menyebarkan seruan larangan pengibaran bendera RMS. Di seluruh pelosok kota Ambon. Dan khusus di Kudamati, seruan disebarkan dari atas helikopter TNI AD. Desa Kudamati selama ini dikenal sebagai markas dari gerakan RMS. "

Bendera tersebut saat ini telah kami amankan,” kata Kapolres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease AKBP Teguh Budi Prasojo, kepada wartawan Rabu (16/4). Dirinya menilai, dengan ditemukan bendera RMS tersebut, membuktikan kalau masih ada pihak-pihak yang tidak menginginkan Maluku aman.

Menurutnya, bendera tersebut ditemukan penjaga sekolah SD Rehobot. Saat ditemukan bendera dalam keadaan berkibar di halaman sekolah. Penjaga sekolah itu selanjutnya melaporkan temuannya ke Pos Satuan Tugas (Satgas) Yonif 743/Udayana yang berjarak sekitar 175 meter dari sekolah itu.

Komandan Pos Letnan Satu Inf Richhard Harison, Lanjut Kapolres, langsung melaporkan dan menyerahkan barang bukti berupa, satu buah bendera RMS di Mapolres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease. Bendera yang daiamankan itu memiliki ukuran 100 x 190 cm.

"Bendera tersebut sementara kami tahan sebagai barang bukti," kata Kapolres.

Sejauh ini, pihaknya belum menemukan pelaku penaikan bendera separatis itu. Polres baru memeriksa panjaga sekolah itu untuk dimintai keteragannya. Dalam waktu dekat, polisi juga akan meminta keterangan dari sejumlah warga yang tinggal di sekitar sekolah itu.

Untuk mengantisipasi agar perbuatan makar itu tidak terulang, khususnya pada 25 April 2003 mendatang. Pihaknya bersama TNI telah meningkatkan pengamanan di lokasi-lokasi yang anggap rawan dilaksanakan kegiatan separatis.

Kegiatan intelijen tertutup dan terbuka terus kita laksanakan. Sejumlah personil dari kepolisian dan TNI sudah ditempati didaerah yang kami anggap rawan," ungkapnya.

Sejauh ini, upaya yang dilakukan baru sebatas persuasif. Namun, Lanjutnya tidak menutup kemungkinan tindakan represif akan ditempuh aparat keamanan terhadap para pendukung RMS yang tetap berani melakukan kegiatan makar di Maluku.

Kami berharap tidak akan ada tindakan represif, namun jika tidak memungkinkan upaya itu akan ditempuh aparat keamanan," tegas Kapolres.

Situasi kota Ambon menjelang tanggal 25 April memanas. Warga dikota itu diliputi perasaan was-was. Mereka khawatir, peringatan HUT RMS di Ambon akan memicu konflik baru seperti tahun-tahun sebelumnya.

Sepak terjang RMS juga menjadi perhatian serius bagi aparat keamanan. Sehari sebelum pengibaran bendera RMS di Kudamati, Pangdam XVI/Pattimura selaku Pangkoopslihkam Maluku dan Maluku Utara, menyebarluaskan selebaran berwarna kuning di kota itu. Selebaran itu hingga kemarin juga masih nampak menempel di tembok-tembok yang menjadi pusat keramaian.

Selebaran itu berisi ; himbauan terhadap masyarakat Maluku untuk tidak melakukan kegiatan yang mengarah pada tindak pidana makar. Dalam selebaran itu disebutkan, larangan itu berdasarkan Surat Keputusan Penguasa Darurat Sipil Daerah Maluku (PDSDM) Nomor : KEP-16/PDSDM/IV/2002, tentang pelarangan terhadap kegiatan Forum Kedaulatan Maluku (FKM) dan organisas terkait lainnya, melakukan pengibaran bendera dengan warna atau corak apapun yang disebut bendera FKM atau bendera separatis RMS.

Bagi masyarakat Maluku yang tidak mengindahkan larangan tersebut akan ditindak tegas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Karena, tindakan pengibaran bendera RMS telah mengarah pada tindak pidana makar karena secara langsung bertentangan dengan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI," bunyi seruan itu.

Selain dari TNI, seruan menentang RMS juga dikeluarkan oleh masyarakat. Hanya penentangan terhadap RMS hanya terjadi di kawasan muslim saja.

Penentangan diprakarasai oleh berbagai ormas Islam, diantaranya saja Front Pembela Islam Maluku (FPIM). Organisasi ini menyerukan jihad melawan RMS. Seruan mereka juga tertempel di pusat-pusat keramaian. (aro)

© 2000 All rights reserved
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/batu_capeu
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044