AMIN RAIS:

Orang Indonesia Sedang Marah Dan Lapar!

Amin Rais, 54, ketua organisasi muslim "Muhammadiyah", dengan 29 juta anggota. Politolog lulusan Chicago yang secara simbolis menamakan diri sebagai calon tandingan, ketika belum ada kepastian Soeharto terpilih kembali sebagai presiden.
Berikut ini terjemahan wawancara antara Dr. Amien Rais dengan majalah mingguan berpengaruh di Jerman, DER SPIEGEL Nr. 12/16 Maret 1998, hal. 175.
 

DER SPIEGEL: Apakah Soeharto akan sanggup mengatasi kemelut?

Rais: Saya sangat pesimis. Sampai saat ini pemerintah tidak melakukan apa-apa. Rakyat menderita sekali, nilai inflasi mencapai 60% hingga 70%. Rancangan Anggaran Pengeluaran dan Belanja Negara masih goyah. Kalau keadaan dalam jangka waktu dua atau tiga bulan tidak berubah, membaik, maka tidak tertutup kemungkinan terjadinya ledakan politik.

DER SPIEGEL: Apa yang akan dilakukan oposisi?

Rais: Saya pikir, membentuk perlawanan tanpa kekerasan, seperti di Philipina dulu. Tetapi orang-orang sudah pada marah dan lapar. Kalau Soeharto tidak mau menggunakan kesempatan terakhir ini dan tidak bisa mengatasi problem, maka rakyat akan turun kejalan dalam bentuk gerakan massa yang dahsyat. Saya bersedia menjadi salah satu seorang pemimpin mereka.

DER SPIEGEL: Anda mau menggan-tikan Soeharto? Apa yang hendak anda lakukan, yang berbeda dengan Soeharto?

Rais: Pemerintahan yang baik harus berdasarkan kejujuran, transparasi, pluralitas dan memakai perhitungan. Ini kewajiban saya terhadap rakyat. Saya berhasrat untuk mengakhiri tatanan lama.

DER SPIEGEL: Apa yang bakal terjadi dengan anak-anak Suharto, yang karena kebaikan hati sang ayah, berhasil mengeruk kekayaan ber-milyar-milyar dolar?

Rais: Mereka harus diseret ke pengadilan. Bisnis mereka sangat tidak fair. Mereka pengusaha-pengusaha korup tanpa tanggungjawab sosial [TAMAT]


Kembali ke Daftar Isi