PETISI SWISS

1. Selamat datang di Negeri Perbankan, surga koruptor menyimpan harta dan jarahannya.

2. Kami (warga Indonesia yang bermukim di Swiss) tidak menginginkan kunjungan ini hanya sekedar memenuhi kepentingan sekelompok orang yang tengah berkuasa, dalam hal ini Pemerintah Transisi Habibie, dan hanya menghambur-hamburkan uang negara tanpa hasil, namun harus didasari oleh keinginan kuat dan sungguh-sungguh untuk segera menemukan titik terang keberadaan harta Suharto dan benar-benar menindaklanjuti investigasi majalah TIME.

3. Kami (warga Indonesia yang bermukim di Swiss) kecewa dengan sikap Pemerintah Transisi Habibie yang cenderung untuk melindungi kepentingan Suharto beserta kroninya, dan sampai sekarang tidak memperlihatkan kemajuan berarti dalam kasus pengusutan harta Suharto ini. Padahal studi maupun laporan awal mengenai keberadaan harta Suharto di Swiss ini sudah lama beredar, seperti Laporan bulan Juli 1998 kepada pemerintah Swiss oleh G.J. Aditjondro dan Peter Bosshard (Sebuah LSM Swiss, yang berhasil mengungkap harta Marcos).

4. Kami (warga Indonesia yang bermukim di Swiss) menuntut Presiden Habibie dan Pemerintah Swiss untuk segera melakukan pembekuan terhadap rekening Suharto yang berada di Swiss. Hal ini untuk mempermudah dan mempercepat pengembalian harta itu ke tangan yang berhak, yaitu rakyat Indonesia.

5. Kami (warga Indonesia yang bermukim di Swiss) mendesak Pemerintah, baik di dalam dan di luar negeri, khususnya KBRI Swiss, untuk aktif dalam usaha pengembalian harta ini, terutama dengan sikap jemput bola bukan tunggu bola. Seperti kasus harta Marcos, Presiden Corry Aquino memberi tugas khusus kedutaanya di Swiss, bersama sama "Philippinos Activists" menginvestigasi harta Marcos, sedang Presiden Habibie tak memberi perintah apapun.

6. Kami (warga Indonesia yang bermukim di Swiss), sampai saat ini tidak mendengar sedikit pun bila KBRI Swiss melakukan investigasi harta Suharto, padahal Jaksa Agung telah menyebut 17 KBRI di seluruh dunia telah melakukan usaha investigasi dan menyatakan tidak ada rekening Suharto. Seperti diketahui, Dubes Indonesia untuk Swiss ini, Ibu Tati Darsoyo, adalah Sekretaris Golkar Pusat yang ditunjuk Suharto menjelang kejatuhannya, hal ini menjadi tanda tanya besar bagi masyarakat kaitannya dengan usaha pengembalian harta ini.

7. Kami (warga Indonesia yang bermukim di Swiss) akan terus melakukan tekanan kepada Pemerintah Pusat, dalam hal ini Pemerintah Transisi Habibie, melalui KBRI Swiss, maupun Pemerintah Swiss sendiri, sampai tuntutan ini dipenuhi.

8. Kami yang hadir saat ini, yang hanya beberapa gelintir orang, tetap akan menjalin hubungan erat dan mengajak warga Indonesia yang lain yang berjumlah sekitar 800 orang di Swiss, untuk menyatukan sikap dan langkah dalam usaha investigasi rekening Suharto.

Bern, Swiss, 31 Mei 1999

Warga Indonesia yang bermukim di Swiss

Tertanda

Sigit Susanto


Kembali ke Daftar Isi