Ini adalah surat pembaca yang dimuat di salah satu harian nasional Indonesia. Surat pembaca ini dikirim oleh FAISOL. Ia menganggap berita perkosaan di Indonesia dibesar-besarkan !

Saya mahasiswa Indonesia kuliah di Berlin mengikuti berita tentang perkembangan politik di tanah air lewat internet. Tanpa melihat kenyataan yang sesungguhnya terasa lebih terbebani pikiran saya dibanding kalau baca beritadi rumah saya di Jakarta.

Dengan semakin gencarnya pengangkatan masalah perkosaan terhadap keturunan Cina di tanah air, sebagai manusia waras tentu saya akan turut mengutuk perbuatan tersebut. Tapi dengan semakin intensifnya pemberitaan tersebut dan dibesar-besarkan di luar negeri, saya kemudian merasa curiga terhadap keturunan Cina.

Dalam surat orang keturunan Cina untuk menteri luar negeri Jerman, dipaparkan panjang lebar tentang perlakuan yang tidak manusiawi terhadap orang Cina di Indonesia. Sebagai bangsa Indonesia, tentu akan tercoreng muka saya kalau saya dikatakan sebagai bangsa yang bertanggung jawab terhadap pemerkosaan orang Cina di Indonesia.

Berbagai berita yang ada seakan memaksa saya dan bangsa Indonesia secara keseluruhan agar meminta maaf kepada keturunan CIna di Indonesia. Bagaimanapu kejadian tersebut dipolitisir dan dibesar-bersarkan untuk tujuan tercela. Saya akan tetap menganggap kejadian tersebut sebagai tindakan kriminal, tidak lebih dari itu. Siapa pelaku kriminilatias tersebutlah harus ditangkap dan diadili sesuai hukum yang berlaku.

Kalau orang keturunan Cina menganggap perkosaan tersebut sudah sampai seperti yang terjadi di Yogyakarta, saya juga akan mengatakan bahwa pemerkosan yang telah terjadi yang dilakukan oleh orang Cia terhadap pribumi juga sebagai rasisme atau etnik-sauberang. Permintaan maaf yang dituntut keturunan Cina terhadap pribumi saya anggap terlalu berlebihan dan terlalu berbau politis atau maksud licik lainnya.

FAISOL
s541006@tfh-berlin.de

Tanggapan Saya
Kami kecewa akan pandangan Anda dalam melihat masalah yang sedang dialami oleh kaum WNI Keturunan. Anda bisa saja bilang berita dibesar-besarkan, bahkan menuduh ada maksud-maksud licik di balik itu semua. Itu karena anda pribumi, karena anda tidak tinggal di Indonesia. Coba kalau anda adalah keturunan Tionghoa, istri anda diperkosa di depan mata anda, apa anda masih mau bilang, "ah itu HANYA peristiwa kriminal biasa. Tidak perlu dibesar-besarkan lah". Saya tidak yakin.

Satu lagi, kami tidak pernah menuntut anda untuk minta maaf. Buat apa ? Apa bisa mengembalikan korban-korban perkosaan dan pembunuhan ? Apa bisa mengembalikan harta benda yang telah dijarah ? Kami tidak butuh maaf. Kami butuh jaminan keamanan tidak akan terjadi lagi peristiwa biadab seperti itu lagi. Namun buktinya sampai sekarang di Jakarta masih banyak penjarahan dan perkosaan. Apa itu kriminal biasa,saudara Faisol ?

Hendra Wijaya, Jakarta

IHCC - Indonesian Huaren Crisis Center Back to Opini