Pembakaran Gereja

Kami mendapatkan informasi ini melalui fax dari Rm. A. Ardiatmono MSC dan mohon diteruskan ke P-net.

Kami ingin menambahi informasi yang lebih aktual dibandingkan yang dimuat di surat kabar nasional maupun lokal. Mohon dukungan bagi ibu-ibu WKRI Purworejo yang sampai saat ini masih mengalami trauma.

Pada Hari Jum'at tanggal 26 Juni 1998 sekitar pukul 15.00 telah terjadi tindak perusakan gereja Katholik Santa Perawan Maria beserta Pastoran di Jl. KH. Wahid Hasyim 1 Purworejo, Jawa Tengah oleh sekelompok orang terkoordinir) dengan identitas dan keterangan sbb :
  1. Sebagian dari mereka mengenakan kain sarung (ada yang dikalungkan/diikatkan dipinggang); memakai tutup kepala warna putih, juga ada yang mengalungkan alas sholat/sajadah dan ada yang memakainya sebagai penutup kepala.
  2. Kelompok perusak datang dari Jl. KH. Ahmad Dahlan melewati Jl. A. Yani, kemudian pada simpang tiga Jl. KH. Wahid Hasyim diarahkan menuju Gereja Katolik Santa Perawan Maria oleh seseorang yang sudah menunggu sebelumnya dengan ciri seperti nomer 1.
  3. Sesampai di depan gereja, seseorang diantara mereka berteriak : "Ini tempat kafir ! Mari Bakar tempat ini". Kemudian dijawab oleh yang lain : "Setuju ! Bunuh orang-orang Kafir ! Bakar tempat ini".
  4. Kemudian mereka melompat pagar halaman dan juga membuka paksa pintu gerbang yang terkunci, sambil meneriakkan "Allahu Akbar, Allahu Akbar".
  5. Sambil terus meneriakkan "Allahu Akbar" berulang kali, mereka merusak Gedung Gereja dan Pastoran dengan melemparkan batu yang sudah mereka siapkan sebelumnya. Beberapa lampu penerangan bagia luar gereja juga dipecahkan.
  6. Disamping memecahkan kaca-kaca Gereja dengan batu, mereka juga merusak pintu utama, kemudian beberapa orang masuk ke dalam gereja dan merusak kotak sumbangan.
  7. Di Pastoran, kelompok perusuh memecahkan kaca-kaca jendela dan pintu kaca kemudian masuk ke beberapa ruangan yaitu :
    • Ruang Tamu
    • Ruang Sekretariat dan Arsip
    • Ruang Perpustakaan
    • Aula
    • Ruang Tidur Karyawan
    Pada ruangan-ruangan tersebut, mereka memporakporandakan barang-barang yang mereka temui seperti : Bufet, almari besi, meja, dokumen-dokumen dan alamari arsip. Mereka juga berusaha melakukan pembakaran.
  8. Sebagian diantara perusuh tidak memasuki pastoran. Di halaman belakang mereka menggulingkan sepeda motor umat (saat itu ibu-ibu WKRI sedang melakukan kegiatan di gereja dan pastoran). Ibu-ibu tersebut mengalami ketakutan dan depresi sampai sekarang.
  9. Salah satu pelaku perusakan ada yang terluka pada bagian tangannya. Orang tersebut kemudian dijemput oleh anggota kelompok yang sebelumnya sudah siap dengan sepeda motor.
  10. Jumlah perusuh yang memasuki lingkungan gereja dan pastoran diperkirakan sekitar 25 orang. Di luar pagar gereja terdapat sekitar 30 orang dengan ciri seperti tersebut pada no.1. Jumlah pelaku secara keseluruhan diperkirakan sekitar 600 orang (menurut sumber dari Kantor Sosial Politik Pemda II Purworejo).
  11. Beberapa kerusakan yang dapat diungkapkan sampai saat ini adalah :
    Gereja :
    • 2 lampu halaman gereja
    • Pintu utama gereja
    • +/- 50 lembar kaca berwarna pada jendela samping kiri dan kanan.
    • Mozaik wajah Yesus di atas pintu utama gereja yang merupakan benda yang bernilai religius.
    • 2 buah kaca bundar disamping kana dan kiri pintu utama
    Pastoran :
    • +/- 200 lembar kaca nako
    • 1 lampu teras
    • 1 pintu kaca
    • 2 meja tulis
    • 1 almari arsip
    • 1 patung Bunda Hati Kudus
    • Beberapa tanda penghargaan dan piala kejuaraan
    • 1 jam dinding.
    Kerusakan lain :
    • 1 buah sepeda motor
    • Pintu pagar
  12. Peristiwa tindak pengrusakan yang menimpa Gereja Katholik Santa Perawan Maria beserta Rumah Pastori di Purworejo ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari tindak perusakan yang terjadi pada hari yang sama terhadap Gedung Gereja Kristen yang lain (GKI, GKJ dan Gereja Pantekosta), SMU Bruderan serta tempat-tempat hiburan di Purworejo (Lokalisasi Ngebong/Keseneng, Kedai dan Live Music "DOI Plus" dan Gedung Bioskop Pusaka 1 dan 2.

Salam damai,
A. ARDIATMONO MSC

IHCC - Indonesian Huaren Crisis Center Back to Witnesses/News