Apakah semua itu bohong ?

Artikel berjudul "KESAKSIAN KORBAN PERKOSAAN !" yang diposting oleh oknum bernama dragon4@hotmail.com (Peace) tanggal 12 Juni 1998 dan diforward oleh vvianne@u.washington.edu (V. Vianne) tanggal 15 Juni 1998 adalah isyu bohong. Tidak ada pemerkosaan di apartemen Pluit, apalagi pelakunya berteriak "Allahu Akbar" sebelum memperkosa. Peace dengan liciknya berusaha mengaitkan kerusuhan yang terjadi antara "pribumi - China" menjadi "Islam - China". Dia dan gerombolannya jelas ingin agar nama Islam tercoreng dan efeknya membias sampai ke luar negeri. Ini terbukti dari artikelnya yang di cross-post ke 8 newsgroups (belum termasuk beberapa mailing list yang mungkin dia ikuti).

Para penjarah dan pelaku pelecehan seksual tanggal 14 Mei 1998 memang bersalah. Mereka pantas dihukum. Tapi dosa mereka masih kalah berat dibandingkan dengan dosanya Peace, si penyebar fitnah. Ingat, fitnah lebih kejam dari pembunuhan. Apalagi fitnah ini disebarkan di Internet dan yang terkena tuduhan ini adalah ummat Islam Indonesia yang berjumlah ratusan juta orang.

Bila di Internet ada orang seperti Peace, tidak mustahil pada kerusuhan tanggal 14 Mei yang lalu telah meyusup gerombolan- gerombolan non Islam yang menyamar sebagai muslim di tengah- tengah massa.

---------
Hisbullah
---------
PGP Public Key is available at PGP Key Server
KeyID: 0x981F1B45

****************************************************************

Judul : TRAGEDI VERSI INTERNET
Sumber : Tabloid Berita Mingguan AKSI
Vol 2, No 84, 23 - 29 Juni 1998 halaman 10

Lembaran tertanggal 15 Juni itu dimulai dengan kalimat: Hai para netter. Kemarin saya mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan salah seorang saudara teman saya ... (dihapus)

Ah, benarkah cerita itu?

"Tidak benar. Di sini tak ada perkosaan," kata Ir Bob Sidharta D, manager building apartemen tersebut. Lantai tiga yang disebut-sebut itu tempat parkir.

Tanggal 14 Mei itu, disebutkan, pihak manajemen apartemen sudah mengantisipasi keadaan dengan mencoba mengevakuasi penghuni." Jam sembilan pagi kami sudah mengevakuasi sebagian besar penghuni ke luar apartemen lewat belakang. Yang tidak berani keluar diamankan di lantai duapuluh lima," ungkap Tri.

Bersamaan dengan itu kompleks apartemen seluas 6 hektare tersebut [dilengkapi ruko, restoran, mini market] didatangi massa ratusan orang. Saat itu massa belum bisa masuk ke apartemen kerena sempat dihalau oleh beberapa tenaga satpam dengan semprotan air berkekuatan 50 meter. Untuk sementara massa tertahan sekitar 45 menit, sampai akhirnya air itu habis dan tak sanggup membendung massa yang memaksa masuk.

Melihat keadaan makin gawat, lift dimatikan dan tangga darurat dikunci pengelola gedung. Massa yang berbekal linggis dan alat-alat lainnya mulai melempari dan merusak hingga akhirnya berhasil membobol pintu masuk apartemen yang terdiri atas dua dua menara masing-masing 26 lantai. Tri menyebutkan saat massa masuk memang bertemu juga penghuni, tetapi mereka hanya meminta harta benda dan tidak bertindak sadis seperti dalam cerita di internet itu.

Back to Opinion