Ini adalah kesaksian dari seorang wanita di Jakarta. Nama dan e-mail wanita itu dirahasiakan demi keamanan dan pertimbangan lainnya.


Nama saya Sally (22 tahun). Saya WNI keturunan,, tinggal di Jakarta. Sebenarnya saya tidak ingin menceritakan hal ini, namun saya sadar dunia harus mengetahui apa yang sedang terjadi di Indonesia. Saya bekerja part-time sebagai konsultan keuangan. Di saat senggang saya ikut sebuah klub modelling. Kebetulan tinggi saya cukup memadai.

Pada tanggal 13 Mei 1998, kebetulan mobil saya mogok, sehingga saya putusin naik bns. Saya mau pergi ke rumah teman sesama klub model di daerah Pluit. Waktu bus sampai di daerah Pluit, saya melihat banyak orang-orang di jalan. Tampangnya sangar-sangar, mereka berteriak-teriak "Ganyang Cina", "Cina Anjing", "Babi", dan sumpah serapah lainnya. Saya sangat takut, sampe gemetar.

Tiba-tiba massa mencegat bus yang saya naiki. Sekitar 10 orang pria naik ke bus kami. Tampang mereka sangat emosi, seperti kerasukan setan. Entah salah apa kami ini. Mereka mulai menyuruh turun penumpang pribumi. Sementara yang WNI keturunan disuruh tetap di bus. Kemudian yang laki-laki dikumpulkan dan disuruh turun. Saya hanya bisa menunduk sambil menangis. Saya hanya mendengar teriakan-teriakan dan jeritan laki-laki di luar, di antaranya "Mampus elu !". Saya juga dengar suara-suara minta ampun, dan jeritan-jeritan memilukan.

Setelah beberapa menit, saya dengar suara orang tertawa-tawa. Kemudian beberapa orang kembali naik ke bus, dan menelanjangi kami. Saya berontak habis-habisan tapi apa daya mereka terlalu banyak. Hati saya serasa hancur saat itu. Mereka melakukan itu sambil tertawa-tawa seakan-akan kami ini hiburan.

Lalu kami disuruh turun dari bus tanpa selembar benang pun. Di luar saya melihat pemandangan yang mengerikan, banyak mayat laki-laki WNI keturunan di jalan. Kesadaran saya mulai hilang, saya ambruk di jalan. Namun saya masih merasakan banyak tangan memegangi seluruh tubuh saya. Mereka meremas-remas bagian terlarang saya. Di tengah-tengah kesadaran yang mulai menghilang itu saya melihat beberapa wanita Chinesse dipaksa menari-nari di tengah jalan sambil telanjang bulat.. Sesaat kemudian saya merasa bagian bawah tubuh saya sakit sekali dan kemudian saya tidak ingat apa-apa lagi.

Saya tidak tahu berapa jam saya pingsan.. Yang saya tahu setelah sadar, saya merasa hidup saya ini tidak ada artinya lagi. Saya merasa lebih rendah daripada anjing ….. Maaf saya tidak bisa melanjutkan cerita ini. Semoga Tuhan mengampuni mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat …..

Back to Bilik Kesaksian/Berita