Hidup Bersama Seorang Empu
George Whitefield dan John Wesley hidup di Inggris
pada abad ke-17, sama-sama melayani di Holy Club, sebuah kelompok kecil
di Universitas Oxford. Keduanya cakap berkhotbah di lapangan terbuka.
Keduanya menyaksikan ribuan orang bertobat melalui pelayanan mereka.
Namun, John Wesley meninggalkan sekitar 100.000 anggota jemaat,
sedangkan George Whitefield hanya dapat menunjukkan sedikit buah yang
bertahan menjelang akhir pelayanannya. Kenapa berbeda? Wesley
mendedikasikan dirinya untuk melatih dan memuridkan, sedangkan
Whitefield menyibukkan dirinya dengan khotbah dan pekerjaan pelayanan. Dua belas murid pertama Yesus mengikuti Dia,
mempelajari cara hidup dan pelayanan-Nya. Proses ini berlangsung lama
dan menuntut mereka untuk meluangkan banyak waktu bersama Tuhan. Murid,
dengan demikian, tidak muncul begitu saja, namun harus dibentuk melalui
pembinaan dan pelatihan. Untuk menjadi murid, orang memerlukan teladan
dan motivasi dari seorang pembimbing. "Saat ini banyak hamba Tuhan dipersiapkan di
sekolah tinggi atau seminari Alkitab oleh dosen-dosen yang profesional,"
tulis Jean Vanier. "Di India, bila Anda ingin menjadi seorang guru
(rohaniman, rahib), Anda harus hidup dengan seorang guru sampai ia
meneguhkan dan mengutus Anda sebagai guru yang pada gilirannya sanggup
memuridkan orang lain lagi. Saat ini kita cenderung beranggapan bahwa
segala sesuatu dapat dipelajari melalui buku. Kita melalaikan suatu cara
lain untuk belajar: dengan hidup bersama seorang empu. Dimuat: Renungan Malam, April 2003 © 2003 Denmas Marto |