Dampak Kekristenan
EkonomiSejak awalnya, Alkitab telah memperlihatkan adanya peperangan rohani yang dimulai dengan pemberontakan Lucifer terhadap Tuhan. Lucifer yang tadinya adalah malaikat Allah yang mulia berubah menjadi Satan, yang berarti musuh. Dengan demikian, peperangan yang dimulai dari surga dan meluas ke bumi ini menyeret manusia ke dalamnya dan mempengaruhi setiap aspek kehidupan, termasuk perekonomian. Allah menghendaki manusia berhasil dan makmur. Untuk itu, Ia memberikan sistem ekonomi yang dapat membantu kelangsungan hidup manusia di negeri yang diberikan-Nya. Ketika membawa Israel keluar dari Mesir, Allah memberi mereka dasar-dasar hukum untuk membentuk sistem ekonomi yang menjamin hak, nyawa, harta, moral dan kesejahteraan manusia. Sebuah sistem ekonomi yang adil. Di dalam Sepuluh Perintah Allah kita menemukan perintah "Jangan mencuri" dan "Jangan mengingini... apa pun yang dipunyai sesamamu". Kedua perintah ini merupakan landasan bagi hak milik pribadi, dasar untuk sebuah sistem perekonomian yang sehat. Hak milik pribadi ini selanjutnya merupakan dasar bagi kapitalisme, dalam pengertia pemilikan pribadi kekayaan untuk berproduksi". Dibarengi dengan etos Kristiani yang nantinya dikembangkan oleh Kaum Puritan, kapitalisme telah mendatangkan kekayaan dan kemakmuran luar biasa bagi penganutnya.
Dalam buku The Protestant Ethics and the Spirit of Capitalisme, Max Weber telah menunjukkan doktrin predestinasi dalam Protestanisme, khususnya cabang Calvinisme, mampu melahirkan etos berpikir rasional, berdisiplin tinggi, bekerja tekun sistematik, berorientasi sukses (material), tidak-mengumbar-kesenangan-namun-hemat-dan-bersahaja (asketik), serta menabung dan berinvestasi, yang menjadi titik berangkat bagi kapitalisme di dunia modern.
© 2004 Denmas Marto |