Home | Resensi Film

In America (2003)

Membangun Kehidupan Baru

Johnny dan Sarah bersama dua putri mereka, Christie dan Ariel, keluarga dari Irlandia yang masuk secara ilegal ke AS melalui Kanada. Mereka ingin melupakan masa lalu yang menyakitkan, diwarnai oleh kenangan akan kematian putra bungsu mereka, Frankie, dan membangun kehidupan baru di Manhattan, New York.

Kehidupan ternyata tidak seramah yang mereka bayangkan. Dengan dana terbatas, mereka mendandani apartemen kumuh menjadi rumah. Johnny, seorang aktor, tak kunjung menemukan pekerjaan. Sarah berusaha membantu dengan menjadi penjaga warung es krim. Persahabatan dengan seorang tetangga misterius menandai titik balik dalam perjalanan hidup keluarga ini.

Jim Sheridan sutradara asal Irlandia yang pindah ke New York tahun 1980-an. Dalam tiga dari empat film sebelumnya, ia mengangkat pergulatan orang-orang Irlandia di negerinya sendiri (My Left Foot, In the Name of the Father, The Boxer). Kali ini boleh dibilang ia menceritakan kembali pengalamannya berimigrasi ke AS.

Membaca sinopsis di atas, mungkin Anda membayangkan film yang gloomy, muram. Anda keliru. Di tengah kepengapan Manhattan, keluarga ini masih menyisakan ruang untuk tertawa, menari, bermain, berharap -- dan sang ibu hamil lagi. Secara mengharukan namun hangat, Sheridan memotret bagaimana anak-anak mesti "menelan" masalah-masalah orang dewasa, dan orang dewasa belajar memandang kehidupan dengan iman seperti kanak-kanak.

Di tengah gempuran bencana, kisah-kisah pelecehan TKI di negeri jiran, dan kesulitan ekonomi yang diperparah dengan naiknya harga BBM, film semacam ini, semoga, menolong kita untuk menegakkan kepala dan menemukan kembali pengharapan. *** (30/3/2005)

-- Dimuat di Bahana.

Home | Film Favorit | Email

© 2005 Denmas Marto