Berdoa untuk Moody
“... sebab
saya tahu bahwa dengan doa-doamu dan dengan bantuan dari Roh Yesus
Kristus, saya akan dibebaskan.
(Fil. 1:19, BIS) Saat itu Dwight
L. Moody sudah menjadi pengkhotbah yang tersohor. Bahkan Presiden
Abraham Lincoln pun berusaha untuk mengunjungi Sekolah Minggunya di
Chicago. Namun, ada sesuatu yang kurang dalam diri Moody. Ia belum
berserah sepenuhnya pada kuasa Roh Kudus. Seusai suatu
pertemuan, dua orang wanita mendekati Moody, dan berkata, “Tuan Moody,
kami telah berdoa bagi Bapak.” Dengan
memancarkan kesombongan rohani yang nyata, Moody menjawab dengan agak
kasar, “Mengapa kalian tidak berdoa untuk orang lain?” Kedua wanita ini
berkata dengan tenang, “Karena Bapak memerlukan kuasa Roh Kudus.” Dengan agak
tercengang, Moody hanya bisa menjawab, “Saya memerlukan kuasa?” Gagasan itu
tidak masuk akal bagi seorang pemimpin rohani yang telah dikunjungi oleh
presiden Amerika Serikat. Namun, kedua wanita itu telah mendengar dari
Allah dengan baik. Mereka biasa duduk di bangku baris depan dalam
kebaktian Moody, tekun berdoa selama ia berkhotbah. Semula Moody
merasa terganggu, namun secara bertahap Allah melembutkan hatinya. Ia
pun mulai mendorong mereka, bukan hanya untuk berdoa, namun juga untuk
membentuk kelompok doa, yang akan memohon kepada Allah, agar ia dipenuhi
dengan kuasa. © 2003 Denmas Marto |