Home | Renungan

Dari Diri Sendiri

"... marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah." (2 Kor. 7:1).

Nehemia memberikan suatu pola yang menarik untuk pemulihan diri. "Para imam dan orang-orang Lewi mentahirkan dirinya, lalu mentahirkan seluruh umat itu, dan kemudian pintu-pintu gerbang dan tembok" (Neh. 12:30).

Pada zaman Hizkia, setelah orang-orang Lewi menahirkan dirinya, mereka memasuki Bait Allah, mengeluarkan semua yang najis dan membuangnya ke Lembah Kidron (2 Taw. 29:16). Kidron, yang artinya kehitam-hitaman, menjadi tempat pembuangan bagi segala kenajisan.

Dalam Perjanjian Lama, orang menjaga ketahiran dengan menghindari bersentuhan dengan orang lain, berpantang makan daging dan menggunakan benda-benda yang secara seremonial dinyatakan tahir, serta menjalankan prosedur-prosedur ritual yang melambangkan pembuangan kecemaran.

Pemulihan rohani, dengan demikian, adalah sebuah proses yang berkelanjutan. Paulus menegaskan prinsip tersebut dalam nas kita malam ini. Kata "marilah kita" menunjukkan perlunya keterlibatan dan keputusan kita untuk mengalami suatu pemulihan rohani.

Ya, pemulihan rohani dimulai dari diri kita sendiri. Seorang hamba Tuhan, ketika ditanyai bagaimana memulai suatu kebangunan rohani, menjawab, "Pulanglah, kunci dirimu di kamar, dan berlututlah. Buatlah lingkaran di sekelilingmu dengan kapur dan mintalah Tuhan untuk memulai kebangunan rohani itu di dalam lingkaran kapur tadi. Bila Ia menjawab doamu, akan berkobarlah sebuah kebangunan rohani."

Orang yang "menyala-nyala" karena mengasihi Tuhan dan mengalami pemulihan rohani akan sanggup "menyulut" orang lain untuk mengenal Tuhan. Di sinilah awal pelayanan kita. ***

© 2003 Denmas Marto