Home | Renungan

Keluarga Jemaat

“Saudara… adalah anggota keluarga Allah, serta warga kerajaan Allah bersama-sama dengan orang Kristen yang lain.” (Efesus 2:19, FAYH)

Alkitab menggambarkan kehidupan Kekristenan kita dengan berbagai hal. Tuhan Yesus antara lain membandingkannya dengan bangunan yang harus dibangun di atas dasar yang kuat sehingga ketika banjir dan angin melandanya, bangunan tersebut tidak roboh (mis. Mat. 7:24-27). Kehidupan rohani kita juga digambarkan seperti benih yang perlu disiram dan dirawat agar menjadi pohon yang berbuah banyak (mis. 1 Ptr. 1:23).

Namun, yang paling mudah dimengerti adalah gambaran yang membandingkan kehidupan rohani dengan kehidupan manusia (mis. 1 Yoh. 2:12-14). Ketika dilahirkan kembali, kita menjadi bayi rohani, yang selanjutnya perlu bertumbuh hingga mencapai kedewasaan rohani (1 Ptr. 2:2-3).

Seorang bayi tentunya membutuhkan sebuah keluarga yang akan merawat dan memperhatikannya secara intensif. Demikian pula sebagai bayi rohani, kita memerlukan keluarga rohani yang akan membantu dan mendorong kita dalam kehidupan dan pelayanan kita.

Untuk itulah tubuh Kristus atau jemaat ada: menjadi keluarga rohani bagi orang-orang percaya. Dalam 1 Timotius 3:15, jemaat disebut sebagai “… keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran.” Allah tidak ingin anak-anak-Nya hidup terpisah satu sama lain, maka Ia menciptakan keluarga rohani di dunia ini bagi kita.

No man is an island, kata John Donne. Tidak ada seorang pun yang dapat menjalani kehidupan di muka bumi ini seorang diri saja. Dan Allah telah menetapkan kita untuk menjadi bagian dari sebuah keluarga rohani yang terdiri atas orang-orang percaya, yaitu Jemaat-Nya. ***

© 2003 Denmas Marto