Home | Renungan

Tidak Saling Menjegal

Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.(Yoh. 13:34)

Pada perjamuan malam menjelang penyaliban, Yesus berkata, "Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi." Salah satu "manfaat" kepergian-Nya berkaitan dengan hubungan kita satu sama lain.

Bisa dibayangkan kalau Yesus tidak juga pergi dan tetap berada di tengah para murid? Mereka menganggap kedekatan dengan Tuhan sebagai sumber persaingan di antara mereka: siapa yang terbesar, siapa yang akan duduk di sebelah kanan-Nya. Bisa jadi para murid justru akan saling menjegal demi memperebutkan kedudukan tersebut.

Yesus memilih untuk pergi. Ia memilih untuk disalibkan. Dan setelah kenaikan-Nya, Ia mengutus Roh Kudus untuk menyertai kita dan diam di dalam diri kita.

Dengan demikian, kedekatan kita dengan Tuhan ditentukan oleh keputusan kita masing-masing. Tidak ada seorang pun yang bisa menjegal kita. Barangsiapa mendekat kepada Tuhan, Tuhan akan mendekat kepadanya. Barangsiapa bertekun mencari Dia, Tuhan akan berkenan ditemukan. Barangsiapa memberi diri untuk dipimpin oleh Roh, dialah anak Allah.

Di sisi lain, kasih membutuhkan ekspresi. Bagaimana kita mengungkapkan kasih kita kepada Tuhan yang tidak kelihatan? Tuhan mau kita mengekspresikan kasih kita kepada-Nya dengan mengasihi saudara-saudara kita yang kelihatan (I Yoh. 4:20).

Perjanjian Baru penuh dengan perintah tentang tindakan timbal-balik di antara orang percaya: saling mengasihi, saling membantu, saling menghibur, saling mendukung, dan seterusnya. Semakin besar kasih kita kepada Tuhan, akan semakin besar pula kasih kita terhadap saudara seiman kita.

Kasih dan persekutuan semacam ini, Tuhan menegaskan, merupakan kesaksian yang sangat kuat dan tak terbantahkan bagi dunia. Selamat Paskah! ***

© 2003 Denmas Marto