Home | Renungan

Pemulihan Tanpa Pertobatan

"Karena itu sadarlah dan bertobatlah...  agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan." (Kis. 3:19-20)

Orang itu datang ke kantor sekretariat pada waktu yang tidak saya harapkan, dan dengan permintaan yang tidak terduga pula. "Mas, bisa minta tolong saya didoakan lepas dari kutuk?"

Melihat wajahnya yang memelas dan matanya yang kuyu, perasaan saya campur aduk antara kasihan dan geli. Memangnya aku ini dukun, pikir saya. Selama ini saya lebih sering berkutat dalam pelayanan publikasi, dan jarang bersentuhan dengan kasus-kasus semacam itu. Saya pun mencoba mengingat-ingat pengajaran yang pernah saya terima tentang pelayanan mematahkan kutuk.

"Bisakah kau menjelaskan kutuk apa yang mengikat kamu?" tanya saya.

"Pokoknya kutuk, Mas. Aduh, kepala saya berdenyut-denyut. Saya sudah tak tahan."

Melihat kondisi tubuhnya yang tampak kurang sehat, saya pun menyuruh dia berisitirahat dulu di kamar sebelah. Kemudian saya mencoba menelepon pemimpin dalam jemaat kami yang membimbing orang ini.

"Wah, dari dulu dia memang begitu, Mas. Ke mana-mana minta didoakan. Dia pikir dengan begitu persoalannya akan beres. Namun, kalau didorong untuk berdoa, membaca Alkitab, atau ditantang untuk mengubah sikapnya, dia tidak mau."

Mendengar penjelasan itu, saya sadar bahwa saya tidak akan dapat berbuat banyak untuk menolong orang tadi.

Dalam nas kali ini, Tuhan menginginkan kita sadar dan bertobat – dengan kata lain, belajar untuk bertanggung jawab dan taat – terlebih dahulu, baru kita akan mengalami pemulihan. Sayangnya, tidak jarang kita berpikir sebaliknya. ***

© 2003 Denmas Marto