Medan Tempur Strategis
Kami
mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun
oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami
menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus (2
Kor. 10:5). Sinetron dan
programa infotainment bernuansa alam gaib atau mistis
bergentayangan di layar televisi kita. Pertobatan sejumlah tokoh
berlatar dunia paranormal atau perdukunan juga menumbuhkan euforia
tersendiri terhadap fenomena alam roh. Pelayanan semacam apakah yang
diperlukan di tengah kondisi semacam ini? Terhadap alam
roh, menurut C.S. Lewis, orang cenderung terseret ke arah salah satu
kutub, yang sama-sama merupakan kesalahan fatal: menjadi magician
atau materialist. Kategori magician mengacu pada mereka
yang terobsesi oleh roh jahat. Adapun golongan materialist adalah
mereka yang sama sekali menyangkal eksistensi alam roh. Menjadi magician,
kita terperosok ke dalam okultisme. Sebaliknya, kalau tergolong materialist,
pagi-pagi kita sudah kalah perang, justru karena tidak siap dan tidak
paham akan muslihat dan strategi musuh. Firman Tuhan sebetulnya sudah memberikan pagar pengaman yang tegas. Agar tidak menjadi magician, kita diperintahkan untuk “tidak menyelidiki apa yang mereka sebut seluk-beluk Iblis” (Wahyu 2:24). Sebaliknya, agar tidak pula terjebak menjadi materialist, kita perlu tahu apa maksud atau tipu muslihat Iblis (2 Kor. 2:11). Dalam nas malam ini, tampaklah bahwa medan tempur rohani yang paling strategis adalah pikiran kita. Peperangan ini tidak dapat dilakukan sekadar dengan menengking Iblis, melainkan perlu difokuskan pada pembaharuan pikiran (Rm. 12:2). Pembaruan pikiran artinya menanggalkan pola pikir yang "menentang pengenalan akan Allah" dan menundukkannya pada kebenaran firman Tuhan. Kebenaranlah yang akan memerdekakan kita! ***© 2003 Denmas Marto |