Yang Pertama Saya Lihat
Perikop: 2 Korintus 4:16-18 Nas: Sebab kami tidak
memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang
kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.
(2 Kor. 4:18) Fanny Crosby telah mewariskan lebih
dari 8.000 lagu rohani bagi kita. Meskipun buta sejak umur 6 minggu, ia
tidak memendam kepahitan karenanya. Suatu hari seorang pendeta
mengungkapkan rasa simpatiknya, "Saya rasa, sungguh membangkitkan
belas kasihan, bahwa Sang Pencipta tidak memberi Anda penglihatan,
padahal Ia memberikan banyak sekali karunia lain pada Anda." Dengan tangkas Fanny menjawab, "Tahukah
Anda, seandainya pada saat saya lahir saya bisa mengajukan permohonan,
saya akan meminta, agar saya dilahirkan buta?" "Mengapa?" tanya rohaniman
itu terperanjat. "Karena bila saya naik ke surga
nanti, wajah pertama yang akan membangkitkan sukacita dalam pandangan
saya adalah wajah Sang Juruselamat!" Kerinduan yang luar biasa! Dari sini
kita bisa melihat, mata hati Fanny tertuju pada satu hal, yaitu
kemuliaan Allah dan Juruselamatnya. Itulah yang membebaskannya dari
kepahitan. Itulah yang, dalam pengertian tertentu, membebaskannya dari
kebutaan. Meskipun buta, ia "melihat"! Bagaimana dengan Anda dan saya, yang
memiliki indera penglihatan yang sehat? Tidak jarang pandangan kita
justru lebih tertuju pada keadaan sekeliling – yang di saat tertentu
bisa membuat kita terpukau, namun di saat lain bisa pula membuat kita
terpukul. Kita lalai untuk melihat dan "menanti-nantikan kota yang
mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah" (Ibr.
11:10) bagi mereka yang hidup oleh iman. Kalau begitu, rasanya kita
justru perlu belajar dari Fanny Crosby! © 2003 Denmas Marto |