Tidak Usah Malu
"Awasilah dirimu sendiri dan
awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat
demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar
engkau." (1 Tim. 4:16) "Pak, kami baru saja mendapatkan
modal untuk berusaha. Yang ingin kami tanyakan, apakah modal pinjaman
itu termasuk dikenai persepuluhan? Atau cukup keuntungannya saja? Selain
itu, setelah usaha ini jalan, persepuluhannya dari penghasilan netto
atau bruto? Setelah dipotong pajak, gaji karyawan dan biaya
operasional, atau sebelumnya?" tanya sepasang suami-istri. Saya agak tercenung menyimak
pertanyaan ini. Bagi saya pribadi, penghitungan persepuluhan cukup mudah.
Dari honorarium tulisan atau terjemahan, atau pemasukan lain, tinggal
saya sisihkan sepersepuluhnya. Bila honorarium itu telah dipotong PPh (Pajak
Penghasilan), berarti sepersepuluh dari jumlah sebelum pajak. Namun,
bagaimana penerapannya bagi seorang pengusaha? "Alkitab memang berbicara tentang
segala persembahan persepuluhan. Namun, bagaimana rinciannya, saya belum
belajar sejauh itu," begitu saya jawab. Saya juga menyarankan
mereka membaca sebuah buku yang saya rasa dapat menjawab pertanyaan
mereka. Seorang teman pernah merekomendasikannya, namun saya sendiri
belum sempat membacanya. Begitulah. Dalam melayani orang, tidak
jarang kita mendapati diri kita tidak memiliki seluruh jawaban. Tidak
usah malu untuk mengakuinya. Kita adalah pelayan kebenaran, dan salah
satu aspek kebenaran adalah kejujuran. Kalau kita sok tahu, bisa jadi
kita akan menyesatkan. Sebaliknya, orang justru akan menghargai
kejujuran kita. © 2003 Denmas Marto |