Tampaknya Sepele
"Malahan justru
anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling
dibutuhkan. Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan
kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus...." (1
Kor. 12:22-23) Tahukah Anda siapa yang mengirimkan
morse berita proklamasi dari Jakarta ke Yogyakarta, dari Yogyakarta ke
Bukittinggi, dari Bukittinggi ke New Delhi dan dari sana tersebar ke
seluruh dunia? Sejauh ini saya belum pernah menemukan
catatan sejarah yang mendokumentasikannya. Yang kita sebut "sejarah"
cenderung hanya berkaitan dengan peristiwa-peristiwa berskala besar.
Sebenarnya, orang-orang yang namanya tidak tercatat pun, dalam bobotnya
masing-masing, telah menyumbangkan sesuatu dan ikut menentukan jalannya
sejarah. Sayangnya, kecenderungan serupa juga
berlangsung di gereja. Dalam kebaktian, misalnya. Kita beranggapan
faktor penentu keberhasilan sebuah kebaktian hanyalah pengkhotbah dan,
katakanlah, pemimpin pujian. Bagaimana dengan orang-orang yang
membersihkan dan merapikan ruangan jauh sebelum jemaat datang? Bagaimana
dengan petugas tata suara? Bagaimana pula dengan pengedar kantung
persembahan atau penjaga OHP? Bisa dibayangkan kalau salah satu
pelayanan ini tidak berfungsi? Menurut nas malam ini, kita didorong
memperhatikan dan menghargai pelayanan-pelayanan yang tampaknya sepele.
Perhatikan, Paulus menggunakan istilah "tampaknya" dan "menurut
pemandangan kita." Kitalah yang menganggap hal itu kurang penting,
padahal, menurut pemandangan Allah, semuanya penting dan diperlukan.
Dengan kata lain, kita perlu mengubah cara pandang kita. © 2003 Denmas Marto |