Home | Renungan

Menyiapkan Khotbah

"Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa...." (Mat. 7:29)

Dua orang anak pendeta membandingkan kehebatan ayah masing-masing.

"Bapakku bisa berkhotbah tentang satu topik selama berjam-jam," kata yang satu.

"Wah, kalah sama bapakku. Dia bisa berkhotbah berjam-jam tanpa topik."

Pembaca ReMa yang terkasih, bila Anda diminta untuk berkhotbah, tentunya tidak perlu tergelincir ke dalam salah satu ekstrem di atas. Untuk menghindarinya, kita perlu mempersiapkan khotbah tersebut dengan sebaik-baiknya.

Charles Spurgeon, pengkhotbah terkenal Inggris pada abad ke-19, menasihati mahasiswa-mahasiswanya, "Semua khotbah harus dipertimbangkan dan dipersiapkan dengan baik oleh si pengkhotbah. Sedapat mungkin setiap hamba Tuhan, dengan banyak berdoa meminta bimbingan rohani, mendalami sepenuhnya pokok masalah bahasannya, mengerahkan segenap kemampuan mentalnya dalam pemikiran yang orisinal, dan mengumpulkan semua informasi yang dapat dijangkaunya."

Khotbah yang baik tidak dapat disiapkan dengan, meminjam istilah para mahasiswa, "sistem kebut semalaman." Khotbah semestinya merupakan akumulasi pengalaman dan pengertian yang kita peroleh dari meditasi firman Tuhan, bacaan, serta pengalaman hidup dan pelayanan. Dalam setiap kesempatan kita perlu terus membuka diri untuk belajar dan menambah wawasan.

Dengan demikian, ketika kita hendak menyiapkan khotbah, bahan-bahan itu sudah tersedia. Dan dengan bimbingan Roh Kudus, kita tinggal menyusunnya menjadi khotbah yang bernas dan tajam. ***

Dimuat: Renungan Malam, Oktober 2003

© 2003 Denmas Marto