Home | Renungan

Jangan Monoton

"Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan." (Rm. 12:11)

Baru-baru ini gereja kami menyebarkan angket untuk mengetahui penilaian dan masukan anggota terhadap kinerja dan layanan jemaat selama ini. Sejumlah saran ditujukan pada bidang pelayanan yang saya geluti. "Tampilan warta jemaat harap dibuat lebih variatif, biar tidak terkesan monoton," bunyi salah satu komentar.

Warta jemaat kami sudah terbit 40-an nomor. Pada awalnya, kami masih menjajal-jajal tata letaknya, sehingga nyaris setiap minggu tampilannya berubah-ubah. Namun, begitu menemukan gaya tata letak yang kami rasa pas, pola dasar itu terus-menerus dipakai minggu demi minggu. Akibatnya, ya itu tadi, terkesan monoton.

Dalam pelayanan, kita memang harus menyediakan ruang bagi keluwesan – kesediaan untuk terus-menerus mengembangkan, menyegarkan, memperbarui dan meningkatkan metode dan cara-cara kita melayani. Kalau tidak, kita akan tergelincir dalam formalisme. Seorang formalis, menurut Winkie Pratney, adalah orang yang tidak mau mengubah caranya melakukan sesuatu karena hal itu "memang selalu dilakukan demikian". Berita Injillah yang pantang diubah-ubah, adapun metode dan pola kerja kita justru perlu terus diperbaiki dan dikembangkan.

Mengubah suatu kebiasaan dan mengembangkan kebiasaan baru memang bukan hal yang gampang. Namun, di tengah masyarakat yang terus-menerus berubah ini, kita ditantang untuk senantiasa meningkatkan kecakapan dan kreativitas untuk mengembangkan metode pelayanan yang segar dan relevan. Setuju? ***

Dimuat: Renungan Malam, November 2003

© 2003 Denmas Marto