Home | Renungan

Dua Arah

"Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah!" (Mzm. 46:11).

Seorang wartawan mewawancarai Ibu Teresa dari Kalkuta. "Apa yang Anda katakan pada Tuhan ketika berdoa?" tanyanya. Ibu Teresa memandanginya dengan mata yang berwarna gelap dan penuh perasaan, dan berkata pelan, "Saya mendengarkan." Sedikit gugup wartawan itu mencoba lagi. "Lalu, apa yang dikatakan Tuhan?" Ibu Teresa tersenyum. "Ia mendengarkan."

Doa adalah sebuah proses komunikasi. Adapun komunikasi secara sederhana berarti menyampaikan informasi kepada orang lain dengan cara tertentu, sehingga orang tersebut memahami apa yang Anda katakan. Komunikasi, dengan demikian, meliputi percakapan, pendengaran dan pengertian.

Ganjilnya, doa cenderung diartikan sebagai berbicara kepada Tuhan saja. Kita berasumsi Tuhan pasti mendengar dan memahaminya. Tentang jawaban: kalau dikabulkan, ya puji Tuhan; kalau tidak, ya tidak apa-apa. Wawasan semacam itu menunjukkan pengertian yang tidak lengkap tentang doa.

Bagaimana dengan aspek mendengarkan? Apakah kita juga belajar mendengarkan suara Tuhan dan menunggu jawaban-Nya? Seperti antara lain dialami oleh Ibu Teresa, doa semestinya menjadi komunikasi dua arah yang penuh perhatian.

Nah, mengapa tidak mencobanya malam ini? Selain menyampaikan permohonan, marilah kita berdiam diri dan belajar mendengarkan suara Tuhan. ***

Dimuat: Renungan Malam, November 2003

© 2003 Denmas Marto