Home | Renungan

Tolong Doakan, Ya!

"Tangkaplah bagi kami rubah-rubah itu, rubah-rubah yang kecil, yang merusak kebun-kebun anggur, kebun-kebun anggur kami yang sedang berbunga!" (Kid. 2:15).

"Halo, Mas Arie! Bagaimana, sudah didoakan? Mas Arie dapat sesuatu? Apa yang sebaiknya saya lakukan dalam hal ini?" kata teman saya bertubi-tubi dari seberang telepon.

Terus terang saya agak gelagapan. Bukan karena “serangan” yang bertubi-tubi itu. Bukan karena saya tidak mengerti prinsip-prinsip Alkitab yang dapat saya sampaikan untuk menghadapi masalah tersebut. Alasannya sederhana saja: Saya lupa berdoa untuk masalah yang diceritakannya sekian minggu sebelumnya!

Setelah bercerita, sharing masalah atau beban, biasanya orang menutupnya dengan permintaan, “Tolong doakan, ya!” Sayangnya, permintaan doa semacam ini kadang-kadang kita anggap sekadar sebagai “lagu wajib” dalam pergaulan antarorang Kristen. Kita menganggapnya setara dengan ucapan “Sampai jumpa lagi!” atau “Hati-hati, ya!” Kita tidak menyimak betapa pentingnya permintaan doa itu bagi orang yang mengajukannya. Dan akibatnya, kita mengabaikannya.

Saya berharap para pembaca ReMa sekalian tidak perlu gelagapan seperti saya. Permintaan doa semacam itu seharusnya kita catat, atau, kalau takut lupa juga, mengapa tidak langsung didoakan saja sebelum menutup pembicaraan atau pertemuan?

Hal-hal kecil yang kita abaikan, yang kita anggap remeh, bisa-bisa nantinya berdampak buruk bagi pelayanan kita – dalam bahasa Salomo, menjadi rubah-rubah kecil yang merusak kebun anggur. Sayang, 'kan? ***

Dimuat: Renungan Malam, November 2003

© 2003 Denmas Marto