Mas Wrekso"Lihat, seperti mata para hamba laki-laki memandang kepada tangan tuannya, seperti mata hamba perempuan memandang kepada tangan nyonyanya, demikianlah mata kita memandang kepada Tuhan, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita" (Mzm. 123:2). Bersediakah Anda bekerja di Bangsal Srimanganti (tempat tamu menerima giliran menghadap raja dan keluarganya) di Keraton Surakarta dan menerima gaji sebesar Rp 4.180 sebulan? Mas Wrekso Wikromo selama 25 tahun mengemban tugas itu tanpa pernah naik pangkat. Dan tidak pernah mengeluh. Apa yang kaucari, Mas Wrekso? "Rasanya hati ini tenteram kalau sudah berada di sini," jawabnya singkat kepada wartawan yang bertanya. Kepasrahan, kebersahajaan dan pengabdian memang sudah menyatu dalam diri para abdi dalem seperti Mas Wrekso. Mereka sadar, tugas mereka adalah mengabdi pada raja dan keraton. "Keraton memang tidak menjanjikan secara material. Tapi, mereka yang mengabdi itu mendapatkan kematangan secara spiritual, sehingga mereka tak pernah mengeluh soal besarnya imbalan," kata Soeharno, asisten pribadi Sultan Hamengku Buwono X dari Keraton Yogyakarta. Sekalipun bukan lagi profesi dambaan seperti pada zaman dulu, ternyata masih ada sejumlah orang yang oleh dorongan nuraninya mengabdi seperti itu. Terasa ganjil di tengah dunia yang kian materialistis, mereka menjadi gambaran yang amat mengena bagi sosok hamba yang disampaikan Yesus dalam Lukas 17:7-10. Kita sekalian yang berkecimpung dalam pelayanan dengan bangga menyebut diri sebagai "hamba Tuhan." Marilah malam ini kita renungkan: Seberapa dalam penyerahan diri dan pengabdian kita kepada Yesus, Raja kita, dan Kerajaan-Nya? *** Dimuat: Renungan Malam, Desember 2003
© 2003 Denmas Marto |