Home | Renungan

Anugerah yang Terus Mengalir

"Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus" (Fil. 1:6)

Dalam Pilgrim's Progress (Perjalanan Seorang Musafir)-nya John Bunyan ada ilustrasi menarik untuk nas malam ini. Di tengah perjalanan ke Celestial City, kota surgawi yang kekal, Christian singgah di rumah Juru Tafsir. Di sana ia antara lain menemukan gambaran berikut ini. Ada api yang menyala-nyala di muka sebuah tembok dan ada orang yang berdiri sambil berkali-kali menyiram api itu dengan air, namun api itu malah semakin berkobar-kobar.

Juru Tafsir menjelaskan, api itu anugerah yang bekerja di dalam hati orang; orang yang menyiramkan air berusaha memadamkannya adalah si jahat. Lalu, mengapa api itu semakin berkobar-kobar? Juru Tafsir memperlihatkan apa yang sesungguhnya terjadi di balik tembok itu: Seseorang berdiri memegang bejana minyak dan terus-menerus, secara rahasia, menuangkannya ke dalam api itu. "

Kristuslah," kata Juru Tafsir, "yang terus-menerus, dengan minyak anugerah-Nya, memelihara pekerjaan yang telah dimulai-Nya di dalam hati seseorang."

Pada malam terakhir tahun 2003 ini, mari kita mengingat-ingat dengan penuh syukur, tahun yang baru saja kita jalani. Tak ayal kita menghadapi berbagai masalah, tantangan dan kesulitan dalam pelayanan, namun anugerah Tuhan telah menopang kita melalui semua itu. Dengan keyakinan ini, mari kita menyongsong tahun 2004 dengan iman yang teguh. Seperti dikatakan Dag Hammarskjold, "Untuk semua yang sudah berlalu, terima kasih. Untuk semua yang akan datang, ya."

Selamat Tahun Baru! ***

Dimuat: Renungan Malam, Desember 2003

© 2003 Denmas Marto