Home | Resensi Film |
The Stepford Wives (2004)Kesempurnaan yang TanggungAnda ingin kesempurnaan? Atau mungkin lebih tepat: Kesempurnaan semacam apa yang Anda inginkan? Bagi pria Stepford, isteri yang sempurna adalah: senantiasa tampil rapi ala boneka Barbie (tak pernah berkeringat!), mahir menata rumah hingga kinclong tanpa cela, sayang anak-anak dan, tentu saja, hebat di ranjang. Hm, jadi ingat masak-macak-manak (harfiah: memasak, berdandan, beranak)-nya orang Jawa itu. Hanya dua isteri yang "tidak sempurna": Joanna Eberhart (Nicole Kidman), eksekutif TV yang baru saja dipecat gara-gara protes seorang peserta reality show-nya; dan Bobbie Markowitz (Bette Midler), pengarang buku laris yang rumahnya amburadul. Joanna mencium ketidakberesan di balik penampilan serba sempurna itu. Ia bertekad membongkarnya, namun harus lebih dulu meyakinkan suaminya (Matthew Broderick). The Stepford Wives bisa menjadi komedi the battle of sexes yang menggigit atau thriller fiksi-ilmiah yang mencekam. Frank Oz seperti terjebak di tengah-tengah: komedinya hambar, ketegangannya tanggung. Ada pula celah logika yang tidak konsisten: Bagaimana sebenarnya proses pengubahan para isteri itu? Kalau dijadikan robot sehingga tangannya terbakar kompor pun tidak jadi soal, kejadian pada pesta dansa di ujung cerita itu jadi mustahil. Juga, ending yang dimaksudkan sebagai kejutan justru terasa jumpalitan. Namun, kalau Anda masih mengharapkan wejangan dari film ini, kira-kira begini: "kesempurnaan" dalam pernikahan mestinya diraih dengan kesediaan untuk menepiskan keegoisan dan mengelola perbedaan satu sama lain dengan saling mendukung. Kalau saja filmnya sebagus wejangannya. *** (19/04/2005) -- Dimuat di Bahana. |
Home | Film Favorit | Email |
© 2005 Denmas Marto