FTP Rawan di Hack!
Reporter: Iwan Arif
detikcom - Jakarta,
Para ahli keamanan jaringan komputer dari PGP security, mengingatkan
para user komputer maupun administrator jaringan atas
adanya kerawanan pada software fundamental dan populer untuk
melakukan transfer file, yaitu FTP (File Transfer Protokol).
Software populer untuk mentransfer file
antar komputer via internet tersebut, dilaporkan memiliki
bug yang dapat membuka celah bagi pihak luar untuk
menyusup ke dalam sistem dan melakukan hal-hal yang tidak
terpuji.
"Kerawanan tersebut memberikan jalan
pintas bagi pembobol untuk melakukan defacing sebuah
situs," ujar Jim Magdych, manajer PGP security. Defacing adalah
aktifitas vandalisme di internet yang lazim dilakukan oleh
para hacker. Mereka biasanya mengganti halaman depan
sebuah situs yang mereka jebol, dengan halaman versi mereka
sendiri. Demikian diberitakan Zdnet, Rabu 10/3/2001.
FTP server sendiri, digunakan hampir
90 persen jaringan perusahaan. Biasanya server tersebut melayani
pertukaran data antara pegawai, partner, dan konsumen. Sedangkan
risikonya, diperkirakan berdampak besar pada jaringan yang
telah menggunakan FTP sekarang ini.
Menurut PGP, sumber masalah terkait dengan
perintah "globbing" yang terdapat pada shell Unix.
Dengan fungsi itu, user dapat mencari nama file
secara banyak sekaligus, dengan memasukkan perintah yang berfungsi
mencari pola kata yang sesuai. Sebagai contoh sederhana, untuk
mencari nama kuda, kumis, kucing dan kuku, user dapat
memasukkan command yang mencari istilah ku*. Jika penyusup
mampu menuliskan sebuah command pencari yang telah
dimodifikasi sedemikian rupa, mereka dapat membuat komputer
menjalankan kode berbahaya. Demikian dijelaskan ahli kemamanan
dari PGP.
Celakanya, software FTP yang cacat itu
dilaporkan terintegrasi pada sistem operasi standar yang dikeluarkan
Sun Microsystems, Hewlett-Packard dan Silicon Graphics. Selain
itu, FTP pada NetBSD dan FreeBSD, yang merupakan varian unix,
juga dilaporkan terkena efek bug tersebut. "FTP sudah
ada sejak lama, sehingga banyak aplikasi yang berbasis pada
akar kode yang sama," ujar Magdych.
Sebelumnya, telah ditemukan kerawanan
pada software FTP populer buatan Washington University, atau
lebih dikenal sebagai WU-FTPD. Ditemukannya kerawanan itu,
berbuntut memicu terjadinya defacement berskala besar
pada 2000.
PGP sebagai anak perusahaan Network Associates,
pembuat antivirus McAfee, telah memperingatkan para vendor
untuk memperbaiki kerawanan pada aplikasi FTP masing-masing.
PGP juga telah memberitahu Computer Emergency Response Team
(CERT) mengenai kerawanan tersebut.
Walaupun secara potensial berbahaya,
tampaknya masalah hanya dapat terjadi jika server FTP memberikan
izin pada user luar untuk membuat direktori pada sistem
yang menjalankan layanan FTP.
"Untuk melindungi diri, hal pertama yang
anda lakukan adalah memastikan tidak ada perintah menulis
yang dapat dilakukan user anonymous ataupun
user berstatus guest, mereka tidak boleh diizinkan
membuat direktori," ujar Magdych.
|