Cewek ngapa'-ngapa' ini memang
unik. Ia pede banget, cuek, asyik, sabar, penurut, nggak galak,
easy going, dan juga rajin kuliah. Siapa yang nggak kepencut sama
anak ini. Meski dia udah hampir 6 tahun di Solo, namun ia tetap
saja cinta tanah airnya di Purbalingga. Dia tetap saja masih medhok
dalam menggunakan bahasa ngapa'-ngapa'nya. Dia nggak suka ama cowok
yang suka nggombal dan merayu perempuan. Dia lebih suka ama cowok
yang kalem, namun tegas dan bersikap. Dia ternyata pembalap ulung,
dan suka sekali motor yang kenceng larinya.
Pernah sekali dia dikejar pak Bathoro karena ngepot beliau
di belakang kampus. Dia kira, cowok berpespa itu adalah Hasan, makanya
dia berani ngepot pespa itu sampai masuk got. Untung saja
pak Bathoro bukan dosen pembimbingnya. Kalo saja beliau adalah dosen
pembimbing skripsinya, mungkin sampai beranak 13pun si Nina ini
nggak bakalan lulus.
Makanya Nin.... naik motor itu boleh saja ngebut, tapi liat-liat
dong, mana dosen mana teman.
"Inyong ra' ngapa'-ngapa' ke pa' Bathara kok. Bapake dewek
bae lah sing njebur got. Salahna dewek"
Waduh, dasar pembalap, ibilangin baik-baik malah marah-marah. Sabar
Nin....sabar.....
|