Kadang ia bertanya, kemana saja hasil makan
"besar"-nya itu. Mungkin ada "sesuatu" yang bertambah gede,
tapi yang jelas bukan badannya.(Jangan berpikiran seksis atawa saru ya…).
Roy nggak saja gagal dalam program penggemukan, tapi juga harus menuai
bencana. Makan 5 kali sehari, tiap makan 3 piring membuatnya
"kewaregen" (terlalu kenyang). Akhirnya, teman-teman harus rela
mengeroki perut Roy dengan sebuah enthong (alat ambil sayur tradisional).
Katanya, biar makanannya cepat turun. Begitulah nasib orang yang ingin
mengubah "nasib". Tapi, (Percayalah: cerita ini hanyalah rekaan
belaka. Nama dan tempat peristiwa kalau sama itu hanyalah kebetulan belaka
…nah seperti pernyataan akhir dalam film. Oh ya, persoalan Roy ingin gemuk
itu memang benar adanya. Kalau nggak percaya silahkan tanya Roy sendiri!)
Kekurusan badannya membuat beberapa orang curiga. Bahkan ada yang
menuduhnya sebagai pecandu narkoba. Dari perawakan tubuhnya sih kecurigaan
itu wajar. Tapi, cowok yang dilahirkan di Lamongan Jatim ini mengaku nggak
pernah sekali pun menyentuh narkoba (Kalau mencoba mungkin pernah…tanyailah
Roy sendiri). "Bukankah Rhoma Irama dalam lagunya mengatakan …,"
katanya sambil langsung mendendangkan lagu Rhoma berjudul Mirasantika
dengan suara dibuat merdu dan syahdu. Teman-temannya yang bertanya pun
akhirnya muntah-muntah mendengar suaranya: Hueeekkkss,…Soooorr…
Paling banter, cowok yang saudaranya laki-laki semua ini, hanya merokok.
Maksudnya, merokoknya paling banter. Nggak bingung kan? Karena hobi
merokoknya, sering kali ia membawa tembakau (maklum rokok harganya kan naik
terus). Kemudian dengan santainya ia melinting satu persatu, setelah
selesai, buuulsss… asap segera mengepul di sekitar mulutnya. Persis seperti
potret era Paleolithikum. Julukan Juragan Tembakau kalau faktanya seperti
ini kayaknya sih nggak salah. Kebetulan juga bapak cowok penggemar musik
Ebiet G Ade ini adalah mantan karyawan di Bagian Pertembakauan PTPN.
Kloplah!
Oh ya, meski berbadan kurus, cowok yang satu ini betul-betul cerdas.
Diterima di Sastra Inggris adalah buktinya (Betul nggak sih?). Bukti
lainnya, ia pernah lolos di Jurusan Psikologi UGM pada UMPTN taun 1998.
Hebatkan? Sayangnya ia nggak mau masuk di UGM, ia memilih UNS. Nah,
disitulah terlihat ketidakcerdasannya. Lho, yang betul berarti yang mana:
Cerdas atau nggak cerdas. Silahkan, menilai sendiri (Ini karena penulis
teks ini nggak repot-repot menuliskan hal tersebut panjang lebar. Males
tau!)
Nggak banyak orang tahu tentang cita-citanya. Maklumlah, cowok satu ini
kurang begitu antusias berbicara seputar hal tersebut. Juga karena, menurut
beberapa temannya, ia cenderung tertutup. Roy membantah kalau ia difitnah
(Ihh, kejam amat bahasanya) sebagai cowok introvert (tertutup). "Siapa
bilang saya tertutup. Saya itu pernah membuka seluruh pakaian di pasar
Paing. Kalau nggak percaya nih saya buka lagi," katanya bangga campur
marah plus sangat serius sambil membuka satu persatu pakaiannya. Aaaaa,
apa'an tuh? Ah, ternyata ia memakai pakaian dan celana dobel. Jadi, ya
nggak terlihat apa-apa.
|