balik ke cilegon

"Saya nggak akan memanjangkan rambut. TITIK," katanya dengan mantap kalo ditanya soal rambut. Bahkan cewek asli Cilegon ini nekat mau bunuh diri kalo disuruh memanjangkan rambutnya. Padahal rambutnya, sebetulnya, nggak jelek-jelek amat. Cuma...nah ini yang menjadi soal, rambutnya terlalu keriting, kruwel-kruwel istilah kerennya. Jadi kalo dipanjangkan dijamin, ayam jantan pun nggak bakalan meliriknya. Makanya, pada teman-temannya di Sastra Inggris 97 ia mewanti-wanti, "Tunggu dua atau tiga tahun lagi, setelah lulus akan ku-rebounding-kan. Bukan hanya rambut atas, tapi juga bulu ketiak, alis, bulu mata, dan bulu kala." (dulu kala, mungkin maksudnya).
Sesuai dengan daerah asalnya setiap kali pulang kampung, ia selalu membawakan berkarung-karung besi dan baja asli produk Krakatau Steel untuk temen-temennya. Makanya ia jarang pulang dengan angkutan umum atau travel, tapi memakai truk gandeng cap GAJAH OLING yang terkenal itu. Atau paling tidak, ia pakai kereta api barang yang naiknya agak sembunyi-sembunyi untuk menghindari tarikan karcisnya. Bahkan ia rela duduk di dekat sambungan kereta dengan resiko seluruh tubuhnya hitam legam legam ketika sudah sampai di Balapan Solo. Ketika ketahuan nggak bawa karcis sering kali ia berpura-pura menjadi gelandangan yang agak kurang waras dengan menggantungkan beberapa besi di rambutnya. Sekaligus, sebagai usaha meluruskan rambutnya.

Nggak banyak yang tahu kalo sebenarnya cewek yang biasa dipanggil Ucaya ini mutungan. Pernah suatu waktu ketika diajak makan sarimi sama temen-temennya ia marah besar. Karena ia mengganggap ajakan itu adalah penghinaan terhadap rambutnya. Maka cewek ini pun dengan sewot melempari temen-temennya dengan besi-besi yang selalu dibawanya kemana pun ia pergi. Persis kayak Suku Aborigin yang memainkan bumerangnya. "Hiaaaaaaat, makan nih besi-besi Cilegon," umpatnya dengan sangat bersemangat. Kalo sudah begitu temen-temennya pada ngacir kesetanan sambil menghindari lemparan besi tersebut.
Dia pun akan tertawa terkekeh-kekeh ketika salah satu besinya mengenai jidat temennya yang besarnya bisa segede bola basket.
Eh,...sampai lupa nyebutin identitasnya. Dari nenek moyangnya cewek ini distempel Cahyani Wulandari (hebat kan namanya!). Yang kalo dirunut-runut artinya adalah Cahaya Bulan Purnama, sayangnya saat ia dilahirkan bulannya tertutup mendung tebal. Nah mendung tebal itulah yang tercermin dari rambutnya itu, kruwel-kruwel seperti gumpalan mendung hitam.
Barang kali, karena rambutnya yang keriting itu, omongannya pun juga keriting. Maksudnya, mbulet-mbulet alias ra cetho. Apalagi kalo ia memakai bahasa Jawa, nggak ada satu pun temen-temennya yang memahaminya. Misalnya, "Kowe mendhem tai tho!" Maksudnya ia mau mengatakan: kamu menimbun tahi ya. Tapi temen-temennya menangkap maksud "Mabuk Tai". Bahkan pernah mengatakan sesuatu yang sama sekali nggak bisa dipahami, "Wabdakjdfl;asuvco'asnvansbvcabcamscklv>" Gherrrrrrrrrz, nah, itu apa artinya?Artinya, yang nulis ini sedang nggak waras. Goblok!!!! <petrokmax>

Nama: Cahyani Wulandari
TTL: 28 Oktober 1978
Alamat: Jl. KH. Hamim No. 32 Komp. Krakatau Steel Cilegon 42425
Phone: (0254) 896926
Email:
Oetjay@yahoo.com