Ternyata harga BBM di Indonesia setara dengan di Belanda yang penghasilan rakyatnya rata-rata Rp 20 juta per bulan, sementara rakyat Indonesia hanya Rp 300 ribu per bulan

Pemerintah Perlu Menjelaskan Harga BBM Setara di Belanda
Reporter: Eddi Santosa

 detikcom - Den Haag, Mengapa pemerintah tidak jujur saja soal harga BBM? Mosok harganya mirip dengan di Belanda? Kenaikan harga setara harga internasional itu terdiri atas komponen apa saja?

Ada satu hal yang aneh dari kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM. Pengumumannya hanya berbunyi BBM X naik sekian persen menjad Y rupiah (rata-rata kenaikannya 30 persen). Pemerintah tidak mengumumkan harga Y rupiah itu terdiri atas komponen apa saja. Apakah itu menjadi bagian dari tipu muslihat terhadap rakyat?

Menurut pengumuman resmi pemerintah (28/2/2005) pukul 22.00 WIB, harga premium naik 32 persen dari Rp1810 menjadi Rp2400. Terdiri atas komponen harga apa saja sehingga kenaikannya setinggi itu, pemerintah tidak menjelaskan, kecuali argumen harga minyak di pasaran internasional kini mahal.

Bandingkan dengan data yang diperoleh detikcom dari Shell. Menurut data yang dikeluarkan Shell per 1/1/2005, harga produk bensin per liter tipe Euro non Pb (tak mengandung Plumbum atau timbal) adalah 0,19 Euro atau setara Rp2.356, dengan asumsi kurs 1 Euro = Rp12.400. Ongkos langsung/tak langsung penyimpanan dan distribusi 0,07 Euro, keuntungan bruto 0, 015 Euro, ongkos dan margin SPBU sebesar 0,05 Euro. Jadilah harga per liter bensin ramah lingkungan ini 0,325 Euro (4.030).

Harga ke konsumen yang mencapai 1,18 Euro, menurut penjelasan Shell, itu karena ada tambahan komponen cukai dan pajak yang besarnya mencapai 70 persen, yang disebut Shell sebagai instrumen politik. Tanpa ada instrumen ini, Shell bisa menjual bensin tak bertimbal itu seharga 0,325 Euro per liter.

Shell selalu secara terbuka mengumumkan data tersebut dan setiap perubahannya melalui websites, sebagai bentuk tanggung jawabnya kepada masyarakat. Sementara di Indonesia hal serupa tidak dilakukan, semuanya terkesan serba dirahasikan dan ditutup-tutupi. Masyarakat hanya dicekoki informasi perubahan harga dengan argumen mengambang.

Masyarakat perlu mendesak pemerintah untuk menjelaskan mengapa harga BBM itu disetarakan dengan harga di Belanda, selisihnya itu pertanggung jawabannya bagaimana? Padahal komponen-komponen pembentuk harga di Indonesia mestinya jauh lebih murah dibandingkan di Belanda.

Dengan penghasilan rata-rata per kapita sekitar 22.000 Euro per tahun, masyarakat Belanda tak begitu merasakan harga itu. Namun masyarakat Indonesia? Yang jelas mahasiswa kini megap-megap karena orangtuanya juga kesulitan. Masyarakat rata-rata republik ini kini tercekik.

Penjelasan pemerintah bahwa kenaikan harga BBM tidak akan menaikkan harga-harga tidak terbukti. Harga-harga kini telah melesat mengikuti hukum ekonomi. Memangnya ikan bisa berjalan sendiri ke depan pintu konsumen, tanpa ada tenaga, jasa pedagang dan transportasi? (es)

http://jkt1.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2005/bulan/03/tgl/21/time/125755/idnews/322175/idkanal/10