MAFIA BERKELEY (NEOLIBERALIS),GOLKAR,PERKIRAAN NASIB SBY

eko darminto [mailto:ekodarto@yahoo.com]

Mafia Berkeley & Golkar dua kelompok yang  tidak ada hubungannya yang satu adalah kumpulan ekonom , yang kebanyakan  dari  Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia yang pernah belajar di Amerika Serikat seperti Wijoyo Nitisastro, Sadli, Emil Salim,
Sumarlin, Billy Yudhono, Ali Wardana, Subroto , Dorojatun,Sri Mulyani, M Ikhsan  satunya adalah Partai Politik  yang dilahirkan oleh Orde Baru .

Menurut saya antara Mafia Berkeley dan Partai Golkar ada satu kesamaan sifat yang tidak perlu diperdebatkan fakta sosial dan fakta politiknya yaitu sama-sama menghancurkan negara dan sama-sama dapat mengancam kekuasaan seorang Presiden, lihat saja :

1.      Soeharto ia yang melahirkan Golkar, karena terlalu percaya dengan para ekonom Mafia Berkeley, terutama dimulai sekitar tahun 1981 sampai akhir masa jabatannya di tanggal 21 Mei 1998 , langsung maupun tidak langsung secara bertahap ,  sektor ekonomi yang
berbasis kerakyatan dan berkeadilan sosial dimatikan dan seperti sudah kita ketahui bersama   menjelang lengsernya ia dikhianati oleh  Golkar yang ia lahirkan seperti : Habibie, Ginanjar, Harmoko ( Ketua Umum Golkar sekitar 1996), Abdul Gafur, serta 14 Menteri Kabinet Pembangunan VII yang diangkatnya sendiri pada tanggal 11 Maret 1998.

2.      Habibie putra anak emasnya Soeharto di eranya memang ia tidak terlalu percaya pada Mafia Berkeley, akan tetapi kalau tidak salah  ia tetap menempatkan Tantri Abeng Meneg BUMN Kabinet Pembangunan VII  masuk jajaran Kabinet Reformasi Pembangunan dan  atas
tekannan  Amerika Serikat ia adakan jajak pendapat di Timor-Timur , sebagai barternya rupiah menguat tajam dari sekitar Rp 15.000 disekitar  bulan Mei 1998 menjadi sekitar Rp 7000  disekitar bulan  September 1999, ketika ia mau mencalonkan diri menjadi Presiden
RI pada Sidang Umum MPR  di sekitar bulan Oktober 1999, Habibie yang membuat Pemilu 1999 dikhianati oleh partainya sendiri  GOLKAR yang sudah berganti nama menjadi Partai GOLKAR saat itu diketuai oleh Akbar Tanjung.

3.      Gus Dur, ia memang tidak percaya sama sekali dengan ekonom Mafia Berkeley, tapi karena sok bagi-bagi kekuasaan dengan Orde Baru, ia angkat Wiranto sebagai Menko Polkam diawal masa jabatannya dan Marzuki Darusman (Ketua Golkar) sebagai Jaksa Agung , Gus Dur sangat percaya diri merasa pintar, tapi yang pasti fakta politik nya mengatakan ia kalah pintar dari Golkar, walupun pada Maklumat yang dikeluarkannya pada Senin  tanggal 23 Juli 2001 ia antara lain membekukan partai Golkar, selain membubarkan MPR, dan seperti kita ketahui bersama akhirnya Gus Dur kalah dan dilengserkan  secara politik.

4.      Megawati Soekarnoputri, ia sangat percaya dengan ekonom Mafia Berkeley contohnya Dorojatun cs, Laksama Soekardi ( Meneg BUMN kaki tangan LIPPO Group sponsornya Bill Clinton Presiden Amerika dari Partai Demokrat), Megawati sangat percaya dengan Golkar ia lindungi Akbar Tanjung dari kasus Bulog, saking percayanya dia dengan Golkar, Megawati - Akbar bahkan mampu membuat nuansa batin sebagian besar para petinggi Golkar agar  tidak mendukung pada Wiranto pada Pilpres 2004 putaran pertama, akan tetapi fakta politik membuktikkan pada Pilpres Putaran II Mega-Hasyim yang didukung GOLKAR, PDI-P (apakah PDI yang dibuat Orba sama dengan PDI-P tanyakan saja pada kader-kadernya), PPP (partai buatan orba)   kalah telah dengan SBY-JK yang hanya didukung  Demokrat, PKPI dan Bulan Bintang. ( PKS dsb baru pada Pilpres putaran II).

5.      SBY-JK fakta politik membuktikan  dibidang perncananaan  ekonomi  sangat percaya pada Mafia Berkeley , yang diwakili oleh Sri-Mulyani dalam pelaksanaan kan ekonomi sangat percaya dengan Aburizal Bakrie (Menko Perekonomian/Golkar) dan Sugiharto (Meneg BUMN/PPP ) , jadi kala SBY-JK anti rakyat, antek Golkar, antek  Amerika walaupun SBY  memperoleh gelar DOKTOR BIDANG EKONOMI dari kampus IPB Baranangsiang Bogor tanggal 18 September 2004  yang berjudul : " Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
sebagai Upaya Mengatasi Kemiskinan dan Pengangguran : analisis Ekonomi - Politik  Kebijakan Fiskal" ya tidak terlalu aneh terlebih sekarang ini Jusuf Kalla sudah menjadi Ketua Umum Golkar.

Dari pengalaman sekaligus fakta politik diatas apakah SBY merasa terancam dengan kedudukannya itu urusan SBY, apakah SBY dapat membaca tanda-tanda alam atas musibah jalan tol sampai Tsunami mungkin  sebagai peringatan pada dirinya bahwa alam saat ini
menghendaki perubahan politik ekonomi untuk sebesar-besarnya kesejahteraan Rakyat di Indonesia itu juga urusan nya , yang jelas fakta politik menurut saya SBY-JK tidak sekuat Soeharto , Habibie, Gus Dur, maupun Mega dalam menghadapi ancaman Amerika melalui
Mafia Berkeleynya (dibidang ekonomi) dan Golkar secara bersamaan ,khusus untuk SBY ambillah pelajaran dari para Presiden terdahulu

Terima Kasih

Eko Darminto